kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembiayaan alat berat di kuartal I merangkak naik


Kamis, 19 April 2018 / 10:28 WIB
Pembiayaan alat berat di kuartal I merangkak naik
ILUSTRASI. Alat Berat


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan alat berat di awal tahun ini menunjukan tren cukup menggembirakan. Kenaikan harga komoditas yang akan terus membaik di tahun ini menjadi salah satu pendorong.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, beberapa harga komoditas utama di Indonesia seperti minyak kelapa sawit dan batubara  punya peluang untuk terus meningkat. Hal tersebut membuat ekspansi di kedua sektor ini kembali berlanjut dan efeknya mendorong permintaan alat berat.

Industri pertambangan dan perkebunan menjadi sektor yang punya pangsa pasar yang besar bagi pembiayaan alat berat.  "Pembangunan infrastruktur di sejumlah daerah juga ikut mendorong pertumbuhan kebutuhan alat berat di tahun ini," katanya.

PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL) misalnya, sepanjang kuartal I-2018 telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 932 miliar. Pencapaian tersebut naik sekitar 8,7% dibandingkan dengan periode sama tahun 2017 yang sebesar
Rp 857 miliar.

Suwandi yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Chandra Sakti Utama Leasing mengatakan, kenaikan nilai pembiayaan di awal tahun tak lepas dari pertumbuhan pasar alat berat. "Permintaan alat berat masih meningkat melanjutkan tren dari semester dua tahun lalu," kata Suwandi kepada KONTAN.

Sejak tahun lalu, permintaan alat berat terasa kembali bergairah setelah beberapa tahun sebelumnya lesu darah.  Sekadar informasi, sekitar 90% dari portofolio pembiayaan Chandra Sakti berasal dari segmen ini.

Sementara, PT BFI Finance Indonesia mencatatkan total pembiayaan sebesar Rp 4,2 triliun di kuartal I 2018 atau tumbuh 31% dibanding periode sama di 2017. Dari penyaluran pembiayaan sebesar itu, sekitar 14,6% di antaranya mengalir ke segmen pembiayaan alat berat. Porsi sebesar itu setara Rp 613 miliar.

Sedangkan pada periode yang sama di tahun 2017, nilai pembiayaan BFI Finance ke segmen alat berat hanya sekitar Rp 350 miliar. Dengan begitu, ada kenaikan pembiayaan alat berat sebesar 75,1% secara year on year (yoy).

Direktur BFI Finance Sudjono mengatakan, tren kenaikan pembiayaan alat berat berpotensi berlanjut hingga akhir tahun ini. Harga komoditas pertambangan dan perkebunan yang diperkirakan terus naik membuat pembiayaan alat berat akan ikut terangkat. Upaya pemerintah menggenjot sektor infrastruktur di berbagai daerah juga jadi tambahan amunisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×