kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,90   9,51   1.05%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembiayaan BRIsyariah tumbuh 25,29% di tahun 2019


Jumat, 07 Februari 2020 / 19:40 WIB
Pembiayaan BRIsyariah tumbuh 25,29% di tahun 2019
ILUSTRASI. Pembiayaan BRIsyariah yang meningkat 25,29% menjadi Rp 27,38 triliun di 2019 dari Rp 21,86 triliun di 2018.


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BRIsyariah mencatatkan pertumbuhan bisnis yang signifikan di tahun 2019. Ini terlihat dari pembiayaan BRIsyariah yang meningkat 25,29% menjadi Rp 27,38 triliun di 2019 dari Rp 21,86 triliun di 2018.

Pertumbuhan pembiayaan BRIsyariah ini di atas rata-rata pertumbuhan pembiayaan perbankan nasional maupun perbankan syariah yang sebesar 7,05% dan 11,64% yoy per November 2019.

Segmen ritel (SME, kemitraan, konsumer, dan mikro) menjadi penyokong pertumbuhan pembiayaan BRIsyariah. Ketiga sektor kredit tersebut tumbuh masing-masing sebesar 37,47%, 28,7% dan 26,09% di tahun lalu.

Baca Juga: BRI Syariah dan induknya percepat impementasi Qanun LKS di Aceh

Di segmen konsumer, peningkatan pesat pembiayaan ditopang oleh kinerja produk Griya Faedah dan KPR Sejahtera yang merupakan program Pemerintah atau dikenal dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Penyaluran Griya Faedah BRIsyariah telah mencapai Rp 3,59 triliun di tahun 2019, atau meningkat 18,55% dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp 3,03 triliun.

Sedangkan pembiayaan KPR Sejahtera meningkat menjadi Rp 2,93 triliun atau tumbuh 37,79% dari tahun 2018 yang mencapai Rp 2,13 triliun.

Di sisi pembiayaan ritel SME dan kemitraan, Qanun Lembaga Keuangan Syariah memberikan kontribusi positif.

BRIsyariah mulai mengkonversi pembiayaan nasabah BRI di Aceh sejak bulan Juli 2019, dan semakin menunjukkan peningkatan pada akhir 2019. Sehingga di akhir tahun 2019 pembiayaan ritel SME kemitraan mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, mencapai 37,47%.

Sementara di segmen mikro, digitalisasi proses bisnis juga menjadi cara BRIsyariah mengakselerasi pertumbuhannya. i-Kurma (Kemaslahatan Untuk Rakyat Madani) yang diluncurkan pada bulan November 2019 telah menunjukkan hasil, yaitu pertumbuhan pembiayaan mikro sebesar 26,09%.

“Pencapaian ini tidak lepas dari berbagai strategi yang diterapkan manajemen di tahun 2019. Antara lain digitalisasi proses bisnis (i-Kurma), rekomposisi sumber daya manusia dari lini support ke lini bisnis, dan rekomposisi portofolio pembiayaan yang fokus pada core bisnis dan memiliki profil risiko rendah,” kata Fidri Arnaldy, Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah dalam keterangan tertulis, Jumat (7/2).

Baca Juga: Perbankan dukung rencana LPS untuk memperluas penjaminan

Tidak hanya berfokus pada pertumbuhan bisnis, perbaikan kualitas pembiayaan juga menjadi perhatian manajemen.

Tahun lalu, NPF nett BRIsyariah sebesar 3,38%, membaik dari tahun sebelumnya yang mencapai 4,97%.

Sementara Financing to Deposit Ratio (FDR) mencapai 80,12%, atau masih berada di level terjaga untuk likuiditas BRIsyariah.

Fidri bilang, pihaknya sangat serius berupaya melakukan perbaikan kualitas pembiayaan. Salah satu strateginya adalah monitoring pergerakan kualitas aktiva produktif harian secara terintegrasi.

Baca Juga: Bank syariah pacu pembiayaan infrastruktur

Selain itu, BRIsyariah juga melakukan penugasan Satuan Tugas khusus penyelesaian pembiayaan bermasalah di seluruh unit kerja cabang.

Sementara dana pihak ketiga (DPK) BRIsyariah tercatat sebesar Rp 34,12 triliun pada tahun 2019, atau meningkat 18,23% dari tahun 2018 yang sebanyak Rp28,86 triliun.  

Dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) memiliki kontribusi tertinggi dalam peningkatan DPK, yaitu sebesar 53,43%. Tercatat CASA BRIsyariah mengalami peningkatan di tahun 2019 menjadi 44,21% yang sebelumnya pada tahun 2018 sebesar 34,07%.

Dengan kinerja tersebut, BRIsyariah mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 13,74% (yoy) pada tahun 2019 menjadi Rp 43,12 triliun dari Rp 37,87 triliun di tahun 2018.

Adapun laba operasional sebelum pencadangan tercatat meningkat 25,16% menjadi Rp 972,18 miliar di tahun 2019.

Tahun ini, BRIsyariah akan semakin meningkatkan digitalisasi bisnisnya. Setelah meluncurkan aplikasi i-Kurma, BRIsyariah akan terus mengembangkan digitalisasi proses bisnis untuk segmen lainnya.

“Digitalisasi dalam Perbankan tidak bisa dielakkan. Kami akan terus berkembang, agar dapat meraup peluang di pasar yang lebih luas,” imbuh Fidri.

Baca Juga: Prospek Cerah, Pembiayaan Infrastruktur Kian dilirik Bank Syariah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×