Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor pembiayaan atau multifinance saat ini tengah mengalami berbagai tantangan. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laju pertumbuhan pembiayaan tercatat melambat dalam beberapa tahun terakhir.
Nilai piutang pembiayaan per Maret 2025 hanya tumbuh 4,60% secara year on year (YoY) mencapai Rp 510,97 triliun. Meski tumbuh, pertumbuhan tersebut terbilang melambat jika dibandingkan dengan posisi per Februari 2025 yang tumbuh 5,92% YoY mencapai Rp 507,02 triliun.
Kemudian per Januari tahun 2025 ini, OJK mencatat nilai piutang pembiayaan tumbuh sebesar 6,04% secara YoY menjadi Rp 504,33 triliun. Pada akhir tahun lalu, nilai tersebut hanya tumbuh 6,92% secara YoY dengan nilai mencapai Rp 503,43 triliun.
Baca Juga: Pembiayaan Dana Tunai Meningkat Jelang Lebaran,Sejumlah Multifinance Siapkan Strategi
Beberapa perusahaan multifinance mulai memperhatikan perkembangan situasi ini. Mereka berpeluang untuk meninjau ulang target kinerja jika kondisi pasar pembiayaan kian memburuk.
Sampai saat ini, PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) memang belum memiliki rencana untuk merevisi target kinerja tahun 2025, di tengah perlambatan kinerja industri pembiayaan ini.
Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan bahwa perusahaan masih mencermati perkembangan kondisi eksternal sebelum mengambil keputusan terkait perubahan target.
"Saat ini, perusahaan masih wait and see, dengan terus memantau dan menganalisa perkembangan yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,” ujar Harjanto kepada Kontan, Jumat (16/5).
Baca Juga: Pertumbuhan Pembiayaan Melambat, Adira Finance Perkuat Strategi Jaga Aset
Ia menambahkan, revisi target kinerja baru akan dipertimbangkan jika terdapat perubahan signifikan pada kondisi pasar, kebijakan pemerintah, maupun faktor ekonomi makro lainnya yang mempengaruhi operasional perusahaan.
Di sepanjang tahun 2025, Clipan Finance menargetkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 6,8 triliun. Untuk mencapai target yang telah ditetapkan, CFIN telah menyusun sejumlah strategi.
Di antaranya, terus berupaya untuk mengoptimalkan jaringan pemasaran di seluruh cabang, meningkatkan kerja sama dengan grup dan induk perusahaan, dan melakukan pengembangan sumber daya manusia secara berkelanjutan.
"Kami juga optimalisasi digitalisasi proses bisnis yang akan berpengaruh langsung terhadap pelayanan debitur," tuturnya.
Baca Juga: Strategi Bisnis Titik Koma di Tengah Ketatnya Persaingan Industri Kopi
Sementara itu, Head of Investor Relation & Research PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) Sartika Lubis mengatakan bahwa pihaknya terus memantau kondisi pasar pembiayaan.
"Bila diperlukan maka perusahaan akan menyesuaikan target dan strategi bisnis tahun ini," ujarnya kepada Kontan, Jumat (16/5).
Selain itu, Adira Finance juga melakukan mitigasi risiko demi menjaga kualitas aset dan tetap menangkap peluang pasar yang tersedia di tengah situasi ekonomi yang dinamis.
Secara keseluruhan, untuk tahun ini, Adira Finance menargetkan peningkatan penyaluran pembiayaan baru sekitar 6%-7%. Hingga April 2025, perusahaan mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 10,3 triliun.
"Sebesar 70% masih didominasi dari segmen otomotif," tuturnya.
Baca Juga: Butuh 1.278 Pekerja, Klik karir.reska.id untuk Daftar Lowongan Kerja di KAI Services
Untuk terus menggenjot pertumbuhan, Adira Finance telah menerapkan beberapa inisiatif strategis. Di antaranya, memperluas pasar dengan mengoptimalkan potensi jaringan distribusi yang luas, terutama wilayah potensial di luar Pulau Jawa.
Kemudian, berupaya memperbaiki proses dan layanan konsumen untuk meningkatkan retensi konsumen, memperkuat sinergi dengan grup untuk memperluas penetrasi pasar secara lebih efektif.
Selain itu, perusahaan juga melakukan ekspansi ke bisnis non-otomotif seperti pembiayaan multiguna dan alat berat, menawarkan produk kompetitif untuk segmen bankable, dan terus mengembangkan digitalisasi untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan efisiensi operasional.
PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menyatakan belum mempertimbangkan revisi terhadap target kinerja tahun 2025. Perusahaan membidik pertumbuhan piutang pembiayaan sebesar 9% sepanjang tahun 2025.
Baca Juga: Biar Siap Menghadapi Dunia Kerja Masa Depan, Bekali Diri dengan 10 Kemampuan Ini
Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman menyampaikan bahwa target tersebut masih sejalan dengan optimisme perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar.
Adapun piutang pembiayaan yang ditargetkan tahun ini mencapai Rp 8,12 triliun, naik dari jumlah piutang pembiayaan perusahaan pada 2024 sebesar Rp 7,42 triliun.
"Kami tetap optimistis target dapat tercapai, tentunya dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan terus berinovasi agar bisa beradaptasi dengan kondisi pasar saat ini," ujarnya kepada Kontan, Jumat (16/5).
Baca Juga: Pelemahan IHSG Beri Tekanan pada Saham Sektor Multifinance
Strategi yang disiapkan CNAF meliputi, memperkuat sinergi dengan induk usaha, Bank CIMB Niaga, khususnya dengan menyasar nasabah eksisting yang memiliki histori transaksi baik, melalui penawaran produk cross selling, repeat order, dan additional order.
Selain itu, CNAF mengandalkan digitalisasi untuk menyederhanakan proses pengajuan pembiayaan, mengedepankan proses yang sederhana, dan cepat guna memudahkan serta memberikan kenyamanan bagi nasabah dalam mengakses layanannya.
Selanjutnya: Trump Sebut Rusia-Ukraina Setuju Gelar Perundingan, Putin Ucapkan Terima Kasih
Menarik Dibaca: Cara Menurunkan Asam Urat dengan Buah Segar di Rumah, Berikut Daftarnya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News