Reporter: Ferry Saputra | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pembiayaan modal ventura per Oktober 2025 mengalami kontraksi.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman menerangkan nilai pembiayaan modal ventura tercatat sebesar Rp 16,3 triliun per Oktober 2025. "Nilai pembiayaan per Oktober 2025 terkontraksi sebesar 0,12% secara year on year (YoY)," ucap Agusman dalam konferensi pers RDK OJK, Kamis (11/12/2025).
Jika ditelaah berdasarkan data, kondisi pembiayaan per Oktober 2025 terpantau berbeda, dibandingkan posisi per September 2025. Adapun pembiayaan modal ventura pada bulan sebelumnya mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,21% secara tahunan, dengan nilai mencapai Rp 16,29 triliun.
Baca Juga: Tujuh Fintech P2P Lending Belum Penuhi Ketentuan Ekuitas Minimum Rp 12,5 Miliar
Per Agustus 2025, Agusman menerangkan pembiayaan modal ventura tumbuh 0,86% secara tahunan menjadi Rp 16,33 triliun. Lebih lanjut, dia menyatakan nilai aset industri modal ventura per Oktober 2025 sebesar Rp 26,88 triliun, meningkat 3,19% secara tahunan dari periode sama tahun lalu Rp 26,05 triliun.
Sementara itu, Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) sempat menyatakan iklim bisnis industri modal ventura sudah berubah arah. Salah satunya dipicu fenomena tech winter yang merupakan tantangan akibat tekanan ekonomi global sehingga menyebabkan pelemahan di sektor teknologi (tech) dan penurunan valuasi start-up.
Ketua Umum Amvesindo Eddi Danusaputro menjelaskan sudah ada sebagian modal ventura yang bergeser arah bisnisnya mendanai start-up yang lebih menunjukkan pertumbuhan atau keberlanjutan. Dia bilang modal ventura mulai lebih fokus ke growth stage daripada early stage.
Sebab, early stage lebih riskan, sedangkan growth stage sudah profit atau ada jalan untuk menuju profitabilitas. Namun, dia bilang sebagian modal ventura juga masih ada melirik start-up yang baru membangun bisnisnya.
"Betul, ada yang bergeser ke tahap lebih growth, tetapi tidak semua. Masih cukup banyak yang bermain di seed (start-up tahap awal)," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (18/11/2025).
Di tengah potensi adanya tekanan tech winter, Eddie optimistis bisnis modal ventura masih memiliki peluang yang cerah pada tahun depan.
Selanjutnya: Penegakan Lingkungan Pascabanjir, KLH Segel Kebun Sawit PT TBS di Tapanuli Tengah
Menarik Dibaca: Promo KFC x Indodana PayLater, Paket Petook Duo Cukup Bayar Rp 10.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













