Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mencatatkan pembiayaan sebesar Rp 8,76 triliun hingga Mei 2019. Nilai ini tumbuh 121,73% year on year (yoy) dari pencapaian Mei 2018 sebesar Rp 3,95 triliun.
"Kinerja ini ditopang oleh penyaluran pembiayaan kepada program PNM Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) tumbuh 21,4% yoy dari Rp 1,36 triliun menjadi Rp 1,65 triliun per Mei 2019. Juga penyaluran program PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) tumbuh 174,73% yoy dari Rp 2,58 triliun menjadi Rp 7,10 triliun," ujar Direktur Utama PNM Arief Mulyadi kepada Kontan.co.id, Jumat (14/6).
Adapun total outstanding pembiayaan PNM per Mei 2019 senilai Rp 14,6 triliun. Nilai ini tumbuh 37,36% yoy dari pencapaian outstanding Mei 2018 senilai Rp 8,43 triliun. Kendati jumlah penyaluran pembiayaan dan outstanding terus naik, PNM mampu menjaga kualitas pembiayaan.
Hal ini tecermin dari rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) yang terus membaik. Pada Mei 2018, NPF gross berapa pada posisi 2,88%. Rasio NPF ini terus ditekan hingga meniadi 1,77% per Mei 2019.
Selain itu, hingga Mei 2019 jumlah nasabah PNM terus melonjak 53,23% yoy dari 3,13 juta nasabah menjadi 4,8 juta nasabah. Sebenarnya pencapaian jumlah nasabah sudah melebihi target PNM di awal tahun. Namun sesuai dengan keinginan pemerintah maka target ini bertambah dari 4,5 juta menjadi 6 juta pada pada Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) pada 2019.
Kenaikan ini turut meningkatkan target pencapaian aset yang hendak dicapai menjadi Rp 22 triliun dari sebelumnya Rp 20 triliun. Sedangkan penyaluran pembiayaan naik menjadi Rp 17 triliun – Rp 18 triliun pada 2019.
Hal ini turut mendorong bertambahnya kebutuhan dana pembiayaan. Arief menyebut, kebutuhan dana PNM tahun ini mencapai Rp12 triliun. Kebutuhan dana ini sebagian besar akan dipenuhi dari pasar modal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News