Reporter: Dina Farisah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perluasan bisnis pembiayaan tunai dan emas belum banyak dimanfaatkan oleh perusahaan pembiayaan. Padahal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah memberikan lampu hijau bagi para pelaku bisnis ini..
Direktur Keuangan WOM Finance, Zacharia Susantadiredja mengatakan perluasan lini usaha akan mendorong pertumbuhan industri pembiayaan. Apalagi di tengah kondisi saat ini, bisnis pembiayaan otomotif sedang lunglai. Dus, perusahaan pembiayaan harus mencari sumber-sumber pendapatan baru.
Namun, untuk menjajal bisnis anyar, multifinance harus mempersiapkan segala sesuatunya seperti dana investasi, sistem serta sumber daya manusia (SDM). "Kami belum ada rencana masuk ke bisnis itu (refinancing). Untuk masuk ke pembiayaan emas, kami juga belum tahu," ujar Zacharia.
Setali tiga uang, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk juga belum berencana menjajal peruntungannya di pembiayaan tunai ataupun emas.
"Kami belum bisa masuk ke pembiayaan tersebut dalam jangka pendek," kata Direktur Keuangan Adira Dinamika Multi Finance, I Dewa Made Susila.
Made memaparkan, untuk ekspansi bisnis baru, setidaknya ada beberapa hal yang harus disiapkan Adira Finance. Pertama, Adira ingin mempelajari terlebih dahulu petunjuk pelaksanaan aturan OJK tersebut.
Kedua, Adira akan mencari tahu dulu seberapa besar pasar atau peluang pembiayaan baru ini. Selain itu, mereka juga perlu mencari tahu segmen apa saja yang boleh digarap berdasarkan ketentuan OJK. Ketiga, Adira membutuhkan waktu dalam menyiapkan infrastruktur meliputi sumber daya manusia (SDM) dan kantor cabang.
"Dibutuhkan banyak kerja keras untuk memulai pembiayaan baru. Oleh karena itu, hal ini belum dapat berdampak langsung terhadap kinerja perusahaan," jelas Made.
Sementara itu, untuk pembiayaan emas, Adira Finance masih berkoordinasi dengan Bank Danamon. Sebab, bank yang menjadi induk usaha Adira ini sudah lebih dulu menggeluti pembiayaan emas.
Sedikit berbeda, PT Federal International Finance (FIF) tergiur mencicipi pembiayaan tunai di tahun depan. Tetapi perusahaan ini tidak akan masuk ke pembiayaan emas.
"Dengan adanya perluasan pembiayaan ini, saya merasa optimistis ke depannya multifinance akan bertumbuh dan sehat," kata Presiden Direktur FIF, Suhartono.
Meski begitu, FIF mengaku tak buru-buru ambil bagian di pembiayaan tunai. Sebab, FIF masih harus mempelajari model bisnisnya terlebih dahulu.
Menurut Suhartono, di sisa tahun berjalan ini akan dimanfaatkan FIF untuk memperdalam lini usaha baru. Baru di tahun depan, FIF akan melebarkan sayap pembiayaan refinancing.
"Refinancing akan kami salurkan untuk kegiatan usaha produktif seperti usaha warung makan, usaha penjahit dan lainnya," imbuh Suhartono tanpa menyebut potensi pembiayaan tunai yang dibidik FIF. Ini artinya, bisnis kredit usaha kecil akan kian semarak dengan masuknya multifinance.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News