kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Melalui Literasi Keuangan Digital


Senin, 07 Februari 2022 / 22:10 WIB
Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Melalui Literasi Keuangan Digital


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inovasi teknologi dan peningkatan pengetahuan mutlak dibutuhkan bila Indonesia mau segera pulih dari pandemi. Teknologi pula yang bakal mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Hal ini disampaikan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam webinar Outlook Ekonomi 2022 bertema Seizing the Opportunity: Transforming Indonesia’s Economy Amidst The Crisis yang digelar secara daring pada Senin siang oleh Kajian Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.

"Inovasi teknologi dan pengetahuan mutlak dikuasai karen kunci kesejahteaan bangsa mulai sekarang," ujar Wapres Ma'ruf.  Menurut Ma'ruf, merujuk pada data, Indonesia justru tertinggal soal teknologi dibanding Singapura, Thailand, Malaysia, dan Brunei. "Kita tidak bisa andalkan lagi sumber daya alam. Kita perlu belajar dari Dutch Disease," kata Maruf.

Baca Juga: IFSoc: Peran Strategis e-KYC Perlu Diperluas Guna Dukung Perkembangan Ekonomi Digital

Dominasi perusahaan teknologi dalam sepuluh besar dengan laba dan alitan keuangan, tampak, dengan sembilan berurutan. "Hanya satu yakni perusahaan migas Saudi Aramco yang ada di nomor sepuluh. Lainnya nomor satu ada Google  lalu Iphone, Samsung, Tienshen, sampai Alibaba," ujar Maruf.

Karena itu menurut Maruf,"Inovasi atau Mati" jadi slogan yang mesti dipraktikan supaya kemampuan teknologi Indonesia meningkat pesat. "Pengetahuan dan teknologi adalah kunci kesejahteraan masyarakat."

Sejalan dengan paparan Wapres, Kepala Departemen Riset Sektor Jasa Keuangan OJK Inka B Yusgiantoro menyatakan, teknologi telah diterapkan dalam praktik keuangan di Indonesia. Namun kegunaannya belum sepenuhnya dirasakan masyarakat. Terutama oleh UMKM atau usaha kecil, menengah, kecil, dan mikro.

"Pandemi Covid-19 dapat menjadi game changer untuk Keuangan Digital. UMKM dan masyarakat unbanked mendapatkan manfaat dari kemajuan teknologi keuangan seperti mobile money, fintech, dan online banking. Keuangan digital menjadi pendorong utama untuk inklusi keuangan karena dapat membuka akses untuk UMKM dan masyarakat unbanked ke lembaga jasa keuangan formal, dibandingkan melalui jalur informal dengan biaya yang lebih tinggi,”demikian disampaikan Inka.

Dikatakan Inka, pandemi mengakselerasi digital baik dari sisi supply (penjual) dan sisi demand (konsumen) di berbagai sektor, terutama sektor perdagangan retail melalui pembayaran digital.

Dengan adanya QRIS, merchants hanya perlu menampilkan QR Code, dan konsumen dapat melakukan pembayaran secara digital melalui penyedia jasa pembayaran yang mereka inginkan.

Baca Juga: Simak Strategi Perusahaan Insurtech Bidik Pertumbuhan Agresif di Tahun Ini



TERBARU

[X]
×