kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   24.000   1,01%
  • USD/IDR 16.580   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.125   73,58   0,91%
  • KOMPAS100 1.120   14,21   1,28%
  • LQ45 780   7,86   1,02%
  • ISSI 292   2,64   0,91%
  • IDX30 406   2,01   0,50%
  • IDXHIDIV20 454   0,57   0,13%
  • IDX80 123   1,36   1,12%
  • IDXV30 131   1,14   0,88%
  • IDXQ30 128   0,32   0,25%

Penempatan Dana Rp 200 Triliun di Perbankan Bisa Pengaruhi Penerbitan Obligasi


Kamis, 16 Oktober 2025 / 18:35 WIB
Penempatan Dana Rp 200 Triliun di Perbankan Bisa Pengaruhi Penerbitan Obligasi
ILUSTRASI. Petugas memeriksa tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI, Jakarta, Selasa (17/12/2019). Langkah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang memindahkan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) turut berdampak pada pasar penerbitan obligasi.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang memindahkan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) turut berdampak pada pasar penerbitan obligasi.

Di mana, itu bisa terjadi pada tren penerbitan obligasi dari perbankan maupun korporasi lainnya.

Kepala Divisi Riset Pefindo, Suhindarto mengungkapkan bahwa penempatan dana tersebut bisa memberikan ruang bagi bank untuk menambah likuiditas. Artinya, kondisi likuiditas yang mulai longgar.

Baca Juga: Obligasi Jatuh Tempo, BRI Finance Siapkan Dana Rp 700 Miliar

Dalam hal ini, ia menyoroti rasio seperti Loan to Deposit Ratio (LDR) bank yang sudah sempat  menurun. OJK mencatat LDR yang semula 86,03% di Agustus 2025, turun menjadi 85,34% setelah kucuran dana pemerintah. 

“Bisa jadi kebutuhan untuk penggalangan dana di pasar surat utangnya mengalami tekanan dari industri keuangan itu sendiri,” tandasnya.

Berdasarkan data Pefindo per 30 September, setidaknya ada lima bank yang berencana menerbitkan surat utang. Di mana, nilainya mencapai Rp 11,7 triliun dan menjadi yang terbesar bersama sektor multifinance dibandingkan dengan sektor lainnya.

Sementara itu, Head of Financial Institutions Ratings Division Pefindo, Danan Dito, menambahkan bahwa penempatan dana tersebut bisa mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit kepada korporasi.

Alhasil, itu juga bisa mempengaruhi rencana penerbitan obligasi oleh korporasi. 

Baca Juga: Kredit Plus (FMFN) Siapkan Dana Rp 319,41 Miliar untuk Lunasi Obligasi Jatuh Tempo

Meski demikian, ia melihat hal tersebut dampaknya tak akan signifikan terhadap penerbitan obligasi.

Mengingat, korporasi biasanya mengambil kredit untuk tenor-tenor yang lebih pendek. Sementara, untuk pendanaan jangka panjang, Dito bilang korporasi tetap membutuhkan penerbitan obligasi.

“Jadi memang itu ada perbedaan tenor di situ, itu mungkin besaran ke mana, berapa besar ke bank atau berapa besar ke pasar modal,” ujar Dito.

Hanya saja, Dito bilang hal tersebut akan sangat tergantung dari strategi korporasi. Dalam hal ini,  sejauh mana korporasi memikirkan struktur utangnya, apakah itu untuk jangka pendek atau mau yang lebih jangka panjang. 

Baca Juga: Indonesia Infrastructure Finance Siapkan Dana Rp 200 Miliar untuk Lunasi Obligasi

“Dan tentunya untuk masuk ke pasar modal kan ada beberapa requirement juga ya, tidak semudah itu, jadi mungkin itu akan menjadi perhitungan juga bagi para korporasi,” tandasnya.

Selanjutnya: Simak Strategi Bisnis Wahana Interfood Nusantara (COCO) yang Perluas Pangsa Pasar

Menarik Dibaca: PSSI Pecat Patrick Kluivert, Siapa Kandidat Pengganti Pelatih Timnas Indonesia?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×