kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.934.000   -11.000   -0,57%
  • USD/IDR 16.349   50,00   0,31%
  • IDX 7.538   7,24   0,10%
  • KOMPAS100 1.044   -6,99   -0,66%
  • LQ45 794   -5,80   -0,73%
  • ISSI 251   -0,48   -0,19%
  • IDX30 411   -3,17   -0,77%
  • IDXHIDIV20 476   -3,44   -0,72%
  • IDX80 118   -0,80   -0,67%
  • IDXV30 121   -0,25   -0,20%
  • IDXQ30 132   -0,92   -0,69%

Penetrasi Asuransi Masih Rendah, Protection Gap Jadi Tantangan


Kamis, 24 Juli 2025 / 06:35 WIB
Penetrasi Asuransi Masih Rendah, Protection Gap Jadi Tantangan
ILUSTRASI. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tingkat penetrasi asuransi masih di bawah 3%, jauh dari potensi yang seharusnya bisa dicapai.ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) kembali menggelar Indonesia Re International Conference (IIC) 2025 dengan tema Empowering Downstream Growth in Financial Sector: Advancing the Insurance Industry through Strategic Collaboration.

Direktur Utama Indonesia Re, Benny Waworuntu menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat industri asuransi nasional. Ia menyebut besarnya premi yang masih keluar negeri menjadi tantangan yang perlu dijawab bersama. 

“Setiap tahun, puluhan persen premi asuransi nasional masih mengalir ke luar negeri. Ini jadi tantangan bersama yang perlu dijawab dengan penguatan kapasitas dalam negeri,” ujar Benny dalam keterangan resmi, Rabu (23/7).

Baca Juga: Jumlah Reasuransi di Indonesia Terbilang Banyak, Ini Kata Indonesia Re

Menurut Benny, penguatan kapasitas reasuransi domestik tidak bisa hanya mengandalkan modal atau teknologi. Regulasi yang mendukung dan sinergi antar pelaku industri juga dibutuhkan agar risiko bisa ditanggung bersama. 

“Optimalisasi kapasitas dalam negeri menjadi sangat penting. Kita memiliki SDM yang mumpuni, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal karena belum ada regulasi yang mendukung,” tegasnya.

Meski data aset sektor asuransi tumbuh 3,84% menjadi Rp 1,1 triliun pada Mei 2025, daya tampung terhadap risiko dinilai masih terbatas. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tingkat penetrasi asuransi masih di bawah 3%, jauh dari potensi yang seharusnya bisa dicapai.

Baca Juga: Indonesia Re Beberkan Kabar Terbaru Rencana Konsolidasi Reasuransi BUMN

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono menyebut tantangan dalam industri perasuransian nasional masih besar, terutama menyangkut tingginya protection gap di Indonesia.

“Namun, hingga saat ini tingkat penetrasi asuransi masih jauh dari potensi optimal , mengingat Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar keempat di dunia,” ujar Ogi.

Ia menambahkan, survei OJK pada 2025 menunjukkan tingkat literasi keuangan nasional baru menyentuh 45%, sedangkan inklusi keuangan berada di angka 28,5%. Sebagian besar kepemilikan asuransi pun berasal dari produk sosial seperti BPJS.

Selanjutnya: Kemenperin: Penguatan Tata Kelola Produk Dalam Negeri Dongkrak Kinerja Ekonomi

Menarik Dibaca: 5 Rekomendasi Film Bertema Dark Academia, Tentang Apa Sih?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×