kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.060   76,14   1,09%
  • KOMPAS100 1.056   15,95   1,53%
  • LQ45 830   13,44   1,65%
  • ISSI 214   1,34   0,63%
  • IDX30 424   7,62   1,83%
  • IDXHIDIV20 510   8,45   1,68%
  • IDX80 120   1,83   1,54%
  • IDXV30 125   0,72   0,58%
  • IDXQ30 141   2,32   1,67%

Peningkatan Kredit Menganggur di Perbankan Masih Berlanjut


Senin, 28 Agustus 2023 / 19:25 WIB
Peningkatan Kredit Menganggur di Perbankan Masih Berlanjut
ILUSTRASI. Tren peningkatan undisbursed loan atau kredit menganggur di perbankan masih terus berlanjut di semester I 2023.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren peningkatan undisbursed loan atau kredit menganggur di perbankan masih terus berlanjut di semester I 2023.

Jika dilihat data per industri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat undisbursed loan per Mei 2023 sebesar Rp 1.996,5 triliun atau naik 17,59% yoy.

Angka industri tersebut meningkat signifikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan undisbursed loan pada kuartal I 2023 yang sebesar Rp 1.933,4 triliun atau tumbuh 12,97% yoy.

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) misalnya, mencatat kenaikan pada posisi undisbursed loan di kuartal II 2023 yakni sebesar 2,9% qoq menjadi Rp 6,4 triliun

Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi menyampaikan, peningkatan undisbursed loan ini tersebar pada berbagai sektor. Hal ini disebabkan para debitur masih mencermati situasi suku bunga yang masih tinggi.

Meski begitu, dengan pertumbuhan ekonomi yang terjaga serta data historikal penarikan kredit pada semester II, kami melihat debitur akan mulai melakukan penarikan fasilitas kredit untuk membiayai rencana bisnisnya.

"Dengan demikian, untuk semester II tahun 2023 ini, kami memperkirakan tren pertumbuhan undisbursed loan akan melandai dan relatif stabil," kata Yuddy kepada Kontan, Senin (28/8).

Baca Juga: Himpunan Dana Pihak Ketiga Perbankan Tumbuh 7,2% Jadi Rp 7.807 Triliun pada Juli 2023

Sementara, Bank Central Asia (BCA) mencatat undisbursed loan sebesar Rp 365,1 triliun per Juni 2023, atau naik 9,44% qoq dari Rp 333,6 triliun di kuartal I 2023.

Meski begitu, EVP Sekretariat dan Komunikasi BCA Hera F Haryn menyampaikan pihaknya masih melihat adanya potensi pertumbuhan kredit hingga akhir tahun ini.

"Kami melihat sektor-sektor seperti telekomunikasi, jasa keuangan, komoditas/energi, hingga kredit konsumen memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan total kredit ke depan," kata Hera kepada Kontan, Senin (28/8).

Lebih lanjut pertumbuhan kredit di beberapa segmen seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif serta inflasi yang terkendali.

"Dengan ditopang oleh likuiditas yang memadai, kami optimistis dapat menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan," kata Hera.

Tahun ini, BCA menargetkan pertumbuhan kredit dapat tumbuh di kisaran 10%-12% yoy. Maklum saja jika melihat kinerja keuangan BCA di semester I, tercatat total kredit yang solid baik secara kuartalan maupun tahunan.

Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, baik kredit untuk bisnis maupun konsumsi. Total kredit BCA naik 9,0% yoy menjadi Rp735,9 triliun di Juni 2023.

Bank Negara Indonesia (BNI) juga mencatat kenaikan undisbursed loan 10% yoy di semester I 2023. Angka tersebut hanya meningkat sedikit dari semester I tahun 2022 yang naik 9% yoy.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo Budiprabowo menyampaikan peningkatan ini merupakan hal yang cukup wajar sejalan dengan penyaluran kredit BNI yang terus meningkat. Selain itu, hal ini juga dapat dipengaruhi oleh pertimbangan bisnis oleh nasabah yang menunggu timing to market.

"Untuk semester kedua, kami melihat potensi untuk kredit tumbuh lebih tinggi," kata Okki kepada Kontan, Senin (28/8).

Lebih lanjut Okki menjelaksan, pandangan ini didasarkan pada proyeksi atas kondisi makro yang suportif, potensi peningkatan belanja pemerintah di semester kedua, permintaan kredit dari beberapa sektor yang prospektif dan resilient, diantaranya manufaktur, natural resources, dan infrastruktur.

Selain itu, pelaksanaan rangkaian pemilu yang berpotensi menjadi katalis peningkatan kinerja ekonomi riil menjelang akhir tahun.

"Hal ini mulai terlihat dari kredit kami yang per Juli 2023 tercatat tumbuh 7% yoy. Kami memiliki pipeline yang kuat di segmen wholesale, yaitu perusahaan blue chip dari sektor ekonomi yang prospektif dan resilient," kata Okki.

BNI sendiri membidik pertumbuhan kredit di kisaran 7%-9% yoy tahun ini, dengan mengoptimalkan penggunaan fasilitas yang disesuaikan pada pemberian kredit dengan kebutuhan penggunaan debitur.

"Tentunya hal ini diikuti dengan tetap mengedepankan upaya pemberian nilai tambah berupa solusi digital komprehensif kepada nasabah serta platform transaksi yang reliable," kata Okki.

Baca Juga: Perbankan Tetap Gencar Menyalurkan Kredit Hijau pada Sisa Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×