kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.194   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.098   1,24   0,02%
  • KOMPAS100 1.062   -0,62   -0,06%
  • LQ45 835   -0,27   -0,03%
  • ISSI 215   0,10   0,04%
  • IDX30 427   -0,19   -0,04%
  • IDXHIDIV20 515   1,35   0,26%
  • IDX80 121   -0,20   -0,17%
  • IDXV30 125   -0,20   -0,16%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Transaksi repo dorong penurunan bunga bank


Kamis, 10 November 2016 / 17:08 WIB
Transaksi repo dorong penurunan bunga bank


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus mencari cara untuk menurunkan tingkat suku bunga perbankan. Salah satunya, BI mendorong perbankan untuk meningkatkan transaksi di pasar repurchase agreement (repo) untuk memperoleh likuiditas jangka pendek. Repo adalah pinjam meminjam dana dengan jaminan (collateral).

Nanang Hendarsah, Direktur Pengembangan Pendalaman Pasar Keuangan BI mengatakan, ke depan tren suku bunga repo akan lebih rendah dari pasar uang antar bank (PUAB) andai perbankan aktif bertransaksi di repo untuk memperoleh dana jangka pendek maupun jangka menengah.

Saat ini, rata-rata suku bunga repo sebesar 4,83% untuk 1 minggu, 5,10% untuk 2 minggu, dan 5,15% untuk 3 minggu. Sedangkan, suku bunga PUAB sebesar 4,79% untuk 1 minggu, 5,08% untuk 2 minggu, 5,63% untuk 3 minggu, dan 6,09% untuk 1 bulan. “Selisih bunga repo dengan PUAB sebesar 40 bps-50 bps itu sudah pas,” katanya, Kamis (10/11).

Dalam jangka panjang, Nanang menyampaikan, jika transaksi di pasar repo dapat menggantikan PUAB, maka arah suku bunga dana perbankan akan ikut turun. Pasalnya, bunga di pasar uang yang lebih rendah dapat menarik bank-bank untuk mencari dana di pasar uang dibandingkan di pasar ritel.

Saat ini, transaksi repo mencapai Rp 1 triliun per Oktober 2016 atau naik dari rata-rata transaksi sekitar Rp 100 miliar di Januari 2016. Transaksi repo pernah mencapai Rp 4 triliun. Adapun, outstanding transaksi repo mencapai Rp 9,9 triliun per Oktober 2016 meningkat cukup signifikan dari Rp 4,6 triliun di bulan Januari 2016.

Sedangkan transaksi PUAB masih jauh lebih tinggi yaitu mencapai Rp 11 triliun di Oktober 2016, dari sejak awal tahun transaksi PUAB sebesar Rp 12 triliun di Januari 2016. Transaksi PUAB selalu naik turun tergantung keadaan likuiditas. BI mencatat transaksi PUAB pernah mencapai Rp 14 triliun di September 2016.

Ali Setiawan, Managing Director Head of Global Markets HSBC Indonesia mengatakan, pihaknya mengharpkan suku bunga dapat lebih rendah di repo karena transaksi pasar uang di repo lebih aman karena ada jaminan (collateral). “Kami juga lihat kalau transaksi yang secure dan transaksi repo ada haircut-nya, seharusnya rate-nya bisa lebih turun,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×