kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Transaksi repo dorong penurunan bunga bank


Kamis, 10 November 2016 / 17:08 WIB
Transaksi repo dorong penurunan bunga bank


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus mencari cara untuk menurunkan tingkat suku bunga perbankan. Salah satunya, BI mendorong perbankan untuk meningkatkan transaksi di pasar repurchase agreement (repo) untuk memperoleh likuiditas jangka pendek. Repo adalah pinjam meminjam dana dengan jaminan (collateral).

Nanang Hendarsah, Direktur Pengembangan Pendalaman Pasar Keuangan BI mengatakan, ke depan tren suku bunga repo akan lebih rendah dari pasar uang antar bank (PUAB) andai perbankan aktif bertransaksi di repo untuk memperoleh dana jangka pendek maupun jangka menengah.

Saat ini, rata-rata suku bunga repo sebesar 4,83% untuk 1 minggu, 5,10% untuk 2 minggu, dan 5,15% untuk 3 minggu. Sedangkan, suku bunga PUAB sebesar 4,79% untuk 1 minggu, 5,08% untuk 2 minggu, 5,63% untuk 3 minggu, dan 6,09% untuk 1 bulan. “Selisih bunga repo dengan PUAB sebesar 40 bps-50 bps itu sudah pas,” katanya, Kamis (10/11).

Dalam jangka panjang, Nanang menyampaikan, jika transaksi di pasar repo dapat menggantikan PUAB, maka arah suku bunga dana perbankan akan ikut turun. Pasalnya, bunga di pasar uang yang lebih rendah dapat menarik bank-bank untuk mencari dana di pasar uang dibandingkan di pasar ritel.

Saat ini, transaksi repo mencapai Rp 1 triliun per Oktober 2016 atau naik dari rata-rata transaksi sekitar Rp 100 miliar di Januari 2016. Transaksi repo pernah mencapai Rp 4 triliun. Adapun, outstanding transaksi repo mencapai Rp 9,9 triliun per Oktober 2016 meningkat cukup signifikan dari Rp 4,6 triliun di bulan Januari 2016.

Sedangkan transaksi PUAB masih jauh lebih tinggi yaitu mencapai Rp 11 triliun di Oktober 2016, dari sejak awal tahun transaksi PUAB sebesar Rp 12 triliun di Januari 2016. Transaksi PUAB selalu naik turun tergantung keadaan likuiditas. BI mencatat transaksi PUAB pernah mencapai Rp 14 triliun di September 2016.

Ali Setiawan, Managing Director Head of Global Markets HSBC Indonesia mengatakan, pihaknya mengharpkan suku bunga dapat lebih rendah di repo karena transaksi pasar uang di repo lebih aman karena ada jaminan (collateral). “Kami juga lihat kalau transaksi yang secure dan transaksi repo ada haircut-nya, seharusnya rate-nya bisa lebih turun,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×