kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.708.000   17.000   1,01%
  • USD/IDR 16.335   0,00   0,00%
  • IDX 6.788   -6,83   -0,10%
  • KOMPAS100 1.009   -1,54   -0,15%
  • LQ45 781   -2,24   -0,29%
  • ISSI 211   0,76   0,36%
  • IDX30 405   -1,54   -0,38%
  • IDXHIDIV20 488   -3,62   -0,74%
  • IDX80 114   -0,07   -0,06%
  • IDXV30 120   -0,76   -0,63%
  • IDXQ30 133   -0,78   -0,59%

Penjualan Kendaaraan Turun Penyebab Multifinance Tak Bisa Tumbuh Dobel Digit pada2024


Selasa, 18 Februari 2025 / 19:37 WIB
Penjualan Kendaaraan Turun Penyebab Multifinance Tak Bisa Tumbuh Dobel Digit pada2024
ILUSTRASI. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agusman, saat peluncuran Roadmap Industri Modal Ventura (23/1/2024).


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sempat menargetkan piutang pembiayaan multifinance tumbuh 10% sampai 12% pada 2024. Namun, berdasarkan data per Desember 2024, piutang pembiayaan perusahaan multifinance hanya tumbuh 6,92% secara Year on Year (YoY) menjadi sebesar Rp 503,43 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman lantas membeberkan penyebab piutang pembiayaan multifinance tak bisa tumbuh mencapai dobel digit pada 2024.

"Penyebabnya, antara lain karena menurunnya penjualan kendaraan bermotor," ungkapnya dalam lembar jawaban resmi Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2025, Selasa (18/2).

Dengan mencermati kondisi penjualan kendaraan bermotor yang menurun pada 2024, Agusman menyampaikan OJK menargetkan piutang pembiayaan multifinance bisa tumbuh 8%-10% YoY pada 2025.

Baca Juga: OJK Targetkan Pertumbuhan Piutang Multifinance 8%-10% pada 2025, CNAF Siapkan Jurus

Jika dilihat memang sekitar 70% portofolio pembiayaan industri multifinance berasal dari sektor otomotif. Alhasil, menurunnya penjualan kendaraan membuat pembiayaan industri multifinance di sektor kendaraan juga ikut menurun.

Sebelumnya, Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno meproyeksikan pertumbuhan multifinance pada 2025 akan berkisar di angka 7%-8% YoY. Dia bilang hal tersebut juga mempertimbangkan kondisi pasar yang masih belum pulih secepat mungkin. Ditambah adanya berbagai tantangan yang akan menerpa industri pada tahun ini.

Suwandi mengatakan salah satu tantangan yang akan menerpa industri adalah bayang-bayang masih melemahnya penjualan kendaraan. Dia bilang kinerja industri pembiayaan akan tergantung juga dari performa penjualan kendaraan pada 2025. Sebab, mayoritas kinerja industri ditopang dari pembiayaan kendaraan. 

Baca Juga: Sektor Otomotif Masih Lesu, Pembiayaan Multiguna Jadi Andalan Perusahaan Multifinance

Sebagai informasi, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengumumkan penjualan mobil di dalam negeri sepanjang 2024 sebesar 865.723 unit. Hasil itu merosot 13,9%, jika dibandingkan pencapaian 2023 yang sebanyak 1.005.802 unit, tetapi melebihi target 850 ribu unit yang pernah ditetapkan asosiasi. 

Adapun Gaikindo menargetkan penjualan mobil nasional dapat mencapai 900.000 unit pada 2025. Angka tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan realisasi penjualan mobil nasional pada tahun lalu sebesar 865.723 unit.

Baca Juga: Genjot Pembiayaan Syariah, Multifinance Pilih Diversifikasi Pasar

Selanjutnya: Berpotensi Raup Rp 60 miliar, Arsy Buana Travelindo (HAJJ) Kejar Pendapatan Ramadan

Menarik Dibaca: 4 Tips Makeup untuk Interview Kerja, Simple dan Flawless!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×