Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk pembiayaan multiguna menjadi salah satu solusi untuk mendorong kinerja perusahaan pembiayaan atau multifinance di tengah kondisi industri otomotif yang masih menantang.
Ambil contoh, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) yang mencatat peningkatan pembiayaan multiguna dana tunai sebesar 11% secara year on year (YoY) hingga akhir Desember 2024.
Head of Investor Relation & Research Adira Finance Sartika Lubis menjelaskan produk pembiayaan multiguna perusahaan yang dinamakan "Solusi Dana" itu telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 9 triliun hingga akhir Desember 2024.
"Adapun kontribusi Solusi Dana terhadap total pembiayaan tahun 2024 meningkat menjadi 25% dari sebelumnya 20% pada tahun 2023," ujarnya kepada Kontan, Jumat (14/2).
Baca Juga: Adira Finance Targetkan Pertumbuhan Pembiayaan Dana Tunai Sebesar 25% pada 2025
Sartika bilang, di saat kondisi industri otomotif masih melambat, produk Solusi Dana menjadi salah satu strategi untuk mengoptimalkan kinerja keseluruhan perusahaan agar tetap tumbuh.
Pada tahun ini, Adira Finance menargetkan pembiayaan Solusi Dana bisa kembali meningkat sekitar 25%. Tentunya diiringi oleh beberapa inisiatif strategis yang sudah disiapkan perusahaan.
Di antaranya, meningkatkan retensi pelanggan, memperluas basis pelanggan baru, menyederhanakan proses agar lebih kompetitif, memperkuat kolaborasi dengan grup, serta mengoptimalkan promosi, dan kampanye untuk meningkatkan pengenalan masyarakat terhadap produk ini.
Segendang sepenarian, sepanjang 2024 lalu, PT Mandiri Utama Finance (MUF) juga mencatat pembiayaan multiguna senilai Rp 3,8 triliun. Nilai tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 1,2% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Head of Corporate Secretary & Legal MUF Elisabeth Lidya Sirait menyampaikan bahwa segmen pembiayaan multiguna atau dana dunai berkontribusi untuk menjaga kinerja di tengah dinamika pasar otomotif.
"Produk ini memiliki pasarnya sendiri, karena memberikan fleksibilitas bagi konsumen untuk memenuhi berbagai kebutuhan keuangan," kata Sartika kepada Kontan, Jumat (14/2).
Baca Juga: Mandiri Utama Finance (MUF) Catatkan Pembiayaan Multiguna Rp 3,8 Triliun pada 2024
Seperti misalnya untuk keperluan produktif, modal usaha dan investasi, maupun keperluan konsumtif seperti pendidikan atau renovasi rumah.
Ke depannya, MUF terus mengembangkan pembiayaan multiguna dengan meningkatkan aksesibilitas melalui berbagai kanal, termasuk melalui mitra dan platform digital. Selain itu, perusahaan juga mengoptimalkan digitalisasi agar proses pengajuan lebih cepat dan mudah.
Tahun ini, MUF menargetkan penyaluran pembiayaan multiguna bisa mencapai Rp 5 triliun. Artinya, target tersebut lebih tinggi jika dibandingkan realisasi pada tahun 2024 lalu.
"Kontribusi pembiayaan multiguna pada tahun 2024 mencakup 18% terhadap total portofolio pembiayaan," ucapnya.
Disisi lain, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menyampaikan, di tengah kondisi pasar yang tidak pasti, serta melemahnya daya beli masyarakat, perusahaan menargetkan pembiayaan multiguna dana tunai bisa mencapai Rp 1,04 triliun di sepanjang tahun 2025.
Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan, sampai akhir Desember 2024 lalu, pembiayaan dana tunai telah berkontribusi sebesar 11% terhadap total penyaluran pembiayaan baru CNAF pada 2024 yang mencapai Rp 9,96 triliun.
"Di tengah kondisi pasar yang tidak pasti dan melemahnya daya beli masyarakat, pencapaian tersebut merupakan pencapaian yang positif dan sehat," kata Ristiawan kepada Kontan, Jumat (14/2).
Baca Juga: Pembiayaan CIMB Niaga Auto Finance Tumbuh 12,7%, Capai Rp 9,6 Triliun pada 2024
Dengan kontribusi sebesar 11% terhadap total keseluruhan pembiayaan itu, pembiayaan multiguna dana tunai perusahaan tercatat sebesar senilai Rp 1,12 triliun hingga akhir Desember 2024.
Perusahaan optimistis dapat menggenjot segmen pembiayaan dana tunai/refinancing di sepanjang tahun ini dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian agar dapat mempertahankan kinerja yang sehat dan berkelanjutan.
Asal tahu saja, di awal tahun ini kinerja sektor otomotif masih lesu. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan wholesales (pabrik ke diler) mobil nasional awal tahun ini tercatat turun 11,3% yaitu dari 69.843 unit pada Januari 2024 menjadi 21.843 unit pada Januari 2025. Bukan hanya secara tahunan, penjualan wholesales mobil nasional pada Januari 2025 juga lebih rendah 22,5% dibandingkan bulan Desember 2024 yaitu sebanyak 79.806 unit.
Sementara itu, penjualan retail (diler ke konsumen) mobil nasional menyusut 18,6% dari 78.437 unit pada Januari 2024 menjadi 63.858 unit pada Januari 2025. Hasil penjualan retail mobil nasional pada Januari 2025 juga lebih rendah 22,2% dibandingkan Desember 2024 yaitu 82.094 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News