Sumber: KONTAN | Editor: Didi Rhoseno Ardi
JAKARTA. Ambruknya harga saham dan obligasi pada gilirannya membuat luntur minat masyarakat memutar uang di produk reksadana.
Anjloknya harga saham dan surat utang telah membuat nilai aktiva bersih (NAB) reksadana menciut. Menurut data Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam LK), per 17 Oktober 2008, NAB reksadana tinggal Rp 73,248 triliun. Padahal akhir Agustus, nilainya masih Rp 93,32 triliun.
Rupanya menyusutnya NAB ini juga akibat lunturnya minat investor terhadap reksadana. Ini terlihat dari terkikisnya jumlah unit penyertaan reksadana. Akhir Agustus 2008 jumlah total unit penyertaan masih Rp 64,392 miliar. Namun 17 Oktober jumlahnya tinggal 62,528 miliar unit.
Beberapa bank mengakui minat masyarakat membeli reksadana menurun. Bahkan, banyak nasabah mereka memindahkan dana dari reksadana ke deposito.
Lantaran sepi peminat, sejak tiga bulan lalu PT Bank Mega Tbk tak lagi menjual reksadana. Menurut Direktur Bank Mega Kostaman Thayib, tiga bulan silam saat harga saham anjlok tajam, ada penarikan dana cukup besar dari reksadana. "Nasabah beralih ke deposito, tak lagi di reksadana," ujarnya.
Penurunan penjualan reksadana juga dialami HSBC Indonesia. Nasabah HSBC juga banyak beralih dari reksadana ke deposito. "Meski penjualan turun, kami tetap jadi agen penjual reksadana," kata Agung Laksmana, SVP Marketing Communication HSBC Indonesia.
Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) Abiprayadi Riyanto mengakui NAB reksadana sedang turun. Tapi, "Data terakhir kami menunjukkan penjualan unit penyertaan reksadana justru naik 12,5%. Atau secara unit, ada penambahan 250.000 rekening," jelasnya.
Abi menilai, saat ini waktu yang tepat bagi bank kembali menjual produk reksadana. Sebab, kata Abi, semakin banyak masyarakat yang sudah melek produk investasi. Abi juga membujuk para pemilik dana membeli reksadana di saat harganya sedang merosot sekarang ini. "Saya prediksi, harga saham bisa naik lagi hingga 100% dalam waktu tiga tahun," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News