kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penurunan bunga kredit sudah dimulai, segmen mana yang turun lebih dulu?


Selasa, 03 Maret 2020 / 17:14 WIB
Penurunan bunga kredit sudah dimulai, segmen mana yang turun lebih dulu?
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Bank Tabungan Negara (BTN),Jakarta Pusat.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau ekonomi global sempat terguncang, tren penurunan bunga perbankan sebenarnya sudah dimulai sejak Januari 2020. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rata-rata suku bunga kredit telah turun sekitar 10 basis poin (bps) dari 10,53% per Desember 2019 menjadi 10,43% di Januari 2020 atau month on month (mom).

Nah, bila dirinci data OJK yang diterima Kontan.co.id, Rabu (26/2) lalu itu juga menunjukkan per jenisnya kredit konsumsi sudah turun 19 bps secara mom menjadi 11,43%. Begitu pula untuk kredit investasi (KI) sudah turun 3 bps secara bulanan menjadi 9,87% dan hanya kredit modal kerja (KMK) yang naik 4 bps secara bulanan.

Baca Juga: Meski laba merosot tajam, Bank Tabungan Negara (BBTN) tetap niat tebar dividen

Namun, bila dirinci secara tahunan sepanjang tahun 2019 bunga KMK dan KI turun paling banyak yaitu masing-masing 28 bps dan 48 bps secara year on year (yoy). Sedangkan untuk kredit konsumsi baru turun tipis 11 bps di 2019 lalu.

Pengamat Perbankan Paul Sutaryono mengatakan hal tersebut cenderung wajar. Sebab, kredit konsumsi memang kurang sensitif terhadap perubahan (naik atau turun) suku bunga acuan. 

"Berapapun tingkat bunganya, konsumen tetap akan memburu kredit (konsumsi) ketika membutuhkan," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (3/3). 

Ciri khas kredit konsumsi inilah yang menjadi ceruk perbankan untuk mendorong profitabilitas.

Di sisi lain, laju pertumbuhan kredit konsumsi cenderung lebih pelan dibanding KMK dan KI. 

Direktur Keuangan BTN Nixon Napitupulu juga mengatakan hal serupa, menurutnya kredit kepada korporasi memang memiliki bunga yang lebih rendah ketimbang kredit ritel.

Hal tersebut tentunya bergantung pada besaran nilai pinjaman, dan agunan alias tingkat risiko. 

"Kalau korporasi itu juga berbeda-beda tergantung keperluannya. Dan kalau debiturnya punya track record yang baik tentunya bunganya bisa lebih rendah," katanya saat ditemui di Jakarta, Selasa (3/3).

Khusus untuk BTN, lantaran mayoritas kreditnya diperuntukkan untuk pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) lantas bunganya bervariasi. Mayoritas seluruh debitur BTN memang mendapatkan bunga yang rendah untuk setahun atau dua tahun pertama alias yang biasa disebut dengan suku bunga promo. 

"Kalau KPR, kita hajar di promo setelah itu floating. Peningkatannya tergantung tren di pasar saja," imbuhnya.

Walau tak merinci, Nixon juga mengisyaratkan adanya tren penurunan bunga di 2020. Selain adanya beberapa stimulus yang diberikan pemerintah, bank bersandi BBTN ini juga berupaya untuk menurunkan biaya dana (cost of fund) sebanyak 50-70 bps. Bila terwujud, maka bukan tidak mungkin kalau bunga kredit di BTN pun bakal layu.

Baca Juga: BI longgarkan GWM, bankir: Tak otomatis dongkrak kredit

Lain halnya dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang menyebut tahun lalu bunga korporasi turun cukup banyak di BCA yakni mencapai 100 bps. Penurunan ini diyakini Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan di 2019. "Untuk segmen komersial dan UKM relatif stabil namun masih kompetitif di pasar," katanya.

Bank swasta terbesar ini bilang, bahwa di 2020 kemungkinan penurunan bunga kredit sangat terbuka lebar. Kendati tak bisa merinci, BCA saat ini tengah mengkaji peluang penyaluran kredit agar lebih maksimal. "BCA kreditnya terdiversifikasi ke berbagai sektor, sehingga dapat meminimalisir risiko kredit di salah satu sektor," tegasnya.

Namun, target kredit yang dipasang BCA tahun ini tak terlalu ambisius yaitu hanya berkisar 5%-7% saja. Lebih rendah dari realisasi di 2019 yang naik 9,5% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×