kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penurunan DP tak banyak bantu asuransi syariah


Minggu, 12 Juli 2015 / 17:21 WIB
Penurunan DP tak banyak bantu asuransi syariah


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Penurunan uang muka pembiayaan kendaraan bermotor dengan prinsip syariah dinilai sulit untuk memberikan dampak instan bagi industri asuransi syariah. Kondisi ekonomi 2015  dirasa terlalu berat untuk bisa terkatrol oleh aturan anyar tersebut.

Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Adi Pramana menyebut pasar kendaraan bermotor yang lesu di tahun ini kadung sulit untuk bisa membaik. Termasuk melalui insentif uang muka yang lebih ringan ketimbang kredit konvensional.

Makanya efek domino bagi penerimaan kontribusi asuransi syariah, khususnya dari lini bisnis asuransi kendaraan pun dinilainya tidak akan drastis. "Kalau membaik secara signifikan mungkin tidak, tapi setidaknya kita harapkan pertumbuhan tahun ini tidak minus," katanya akhir pekan lalu.

Menurut Adi momen diluncurkannya aturan soal uang muka ini memang diharapkan berbarengan dengan tren permintaan otomotif yang biasanya naik saat menjelang Idul Fitri. Namun di saat yang sama daya beli masyarakat pun cukup berat. Ia menilai dampak dari penurunan uang muka ini baru bisa dilihat dalam satu atau dua bulan ke depan.

Bisnis asuransi umum syariah sejak tahun lalu memang terpapar kelesuan pasar kendaraan bermotor. Pasalnya lini bisnis asuransi kendaraan masih sangat dominan bagi perolehan premi industri.

Sejumlah pelaku usaha sendiri coba mengakali penurunan premi dari asuransi kendaraan syariah ini dengan menggarap lini bisnis lain yang masih bisa tumbuh. Alhasil porsi asuransi kendaraan menciut dari tahun lalu yang mencapai lebih dari 70%. "Saat ini sepertinya sudah turun ke kisaran 65%," ungkap dia.

Meski begitu ketergantungan yang tinggi pada lini bisnis ini sepertinya masih sulit untuk benar-benar dilepaskan. Karena lini bisnis ini belum bisa mengganti penurunan premi dari asuransi kendaraan secara signifikan.

Otoritas Jasa Keuangan mencatat hingga bulan April lalu perolehan premi asuransi umum syariah mencapai angka Rp 391 miliar. Jumlah ini turun tipis sekitar 2% dibanding periode yang sama di 2014 yang sempat menyentuh angka Rp 400 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×