Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Umum Mega (Mega Insurance) menyampaikan penurunan volume ekspor batubara turut mempengaruhi kinerja lini asuransi marine cargo. Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume ekspor batubara berjumlah 214,71 juta ton atau terkontraksi 6,96% secara Year on Year (YoY) per Juli 2025.
Risk, Legal, and Compliance Director Mega Insurance Diang Edelina mengatakan penurunan volume ekspor batubara membuat pendapatan premi asuransi marine cargo perusahaan juga menurun sebesar Rp 5 miliar per kuartal II-2025, dibandingkan periode sama tahun lalu.
"Hal itu mengingat saat ini ekspor batubara merupakan salah satu kontributor terhadap lini usaha marine cargo perusahaan," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (8/9/2025).
Baca Juga: Great Eastern General Insurance Catat Kenaikan Premi Asuransi Marine Cargo
Melihat volume ekspor batubara yang menurun, Diang menerangkan Mega Insurance mengambil langkah untuk melakukan diversifikasi portofolio. Dia bilang pihaknya akan mengoptimalkan sektor lain, seperti manufaktur dan komoditas lainnya.
Demi mendorong kinerja asuransi marine cargo hingga akhir 2025, Diang juga mengatakan pihaknya berfokus untuk mengoptimalkan hasil underwriting lini usaha marine cargo, dengan menerapkan risk survey dan loss prevention program, serta mengoptimalkan peran reasuransi.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan menyampaikan batubara merupakan salah satu kontributor utama dalam pengangkutan barang ekspor yang dijamin oleh lini asuransi marine cargo. Dengan demikian, apabila volume ekspor batubara menurun, tentu berdampak juga bagi kinerja asuransi marine cargo di asuransi umum.
Baca Juga: Penurunan Ekspor Batubara Dikhawatirkan Berdampak pada Kinerja Asuransi Marine Cargo
"Penurunan ekspor batubara tentu memberikan pengaruh, meskipun tidak sepenuhnya menjadi faktor tunggal," ucapnya kepada Kontan, Kamis (4/9/2025).
Budi menerangkan dampaknya juga bisa dilihat dari kinerja premi lini asuransi marine cargo yang terkontraksi tipis sebesar 0,4% YoY per Juni 2025, dengan nilai mencapai Rp 2,77 triliun.
Melihat ekspor batubara yang terkontraksi, dia menyampaikan asuransi umum perlu melakukan diversifikasi portofolio demi mendorong kinerja lini asuransi marine cargo. Artinya, tidak hanya bertumpu pada komoditas batubara, tetapi juga mengoptimalkan potensi ekspor komoditas lain, seperti kelapa sawit, produk perikanan, karet, hingga manufaktur.
"Selain itu, dia menyebut asuransi umum juga perlu melakukan peningkatan awareness eksportir terhadap pentingnya proteksi asuransi," kata Budi.
Selanjutnya: BTN Terus Upayakan Penurunan Biaya Dana Supaya Profitabilitas Tak Tertekan
Menarik Dibaca: Edukasi Mahasiswa, Sinarmas Sekuritas Hadirkan New Galeri Investasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News