kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.591.000   6.000   0,38%
  • USD/IDR 16.340   0,00   0,00%
  • IDX 7.182   11,08   0,15%
  • KOMPAS100 1.058   -1,55   -0,15%
  • LQ45 834   0,83   0,10%
  • ISSI 213   -0,32   -0,15%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 513   2,60   0,51%
  • IDX80 121   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 123   -0,29   -0,24%
  • IDXQ30 141   0,25   0,18%

Penurunan Suku Bunga BI Belum Terlalu Berdampak bagi Mandala Finance


Selasa, 21 Januari 2025 / 18:06 WIB
Penurunan Suku Bunga BI Belum Terlalu Berdampak bagi Mandala Finance
ILUSTRASI. Mandala Finance menyatakan penurunan suku bunga BI menjadi 5,75% belum terlalu berdampak terhadap perusahaan saat ini.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) baru saja mengumumkan suku bunga acuan atau BI Rate turun sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. 

PT Mandala Multifinance (MFIN) atau Mandala Finance menyatakan penurunan suku bunga BI menjadi 5,75% belum terlalu berdampak terhadap perusahaan saat ini. 

Seiring dengan penurunan suku bunga BI, Managing Director Mandala Finance Christel Lasmana mengatakan belum ada perubahan pada suku bunga pinjaman kepada konsumen Mandala.

Baca Juga: Direktur Mandala Finance (MFIN) Mengundurkan Diri

"Meskipun demikian, kami akan secara aktif memonitor efek penurunan bunga, serta terus memantau kondisi pasar dengan cermat selama beberapa bulan ke depan untuk melakukan strategi pendanaan yang paling optimal sesuai kebutuhan perusahaan demi memperkuat strategi bisnis," ujarnya kepada Kontan, Senin (20/1).

Sampai saat ini, Christel bilang sumber pendanaan Mandala Finance mayoritas berasal dari perbankan, dana internal kas, serta melalui penerbitan surat berharga. Dia mengatakan perusahaan menerapkan sejumlah strategi untuk mengatur pendanaan.

"Kami menerapkan strategi untuk mengatur pendanaan, yaitu dengan mencari sumber yang memiliki bunga kompetitif dan menjaga komposisi yang berimbang antara berbagai sumber pendanaan tersebut," tuturnya.

Sebelumnya, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menilai penurunan bunga BI itu tak serta-merta akan langsung berefek signifikan bagi pendanaan perusahaan pembiayaan atau multifinance. 

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno memperkirakan multifinance masih akan dihadapkan berbagai tantangan yang akan menghambat pendanaan. Salah satunya terkait likuiditas ketat yang masih menerpa perbankan.

Baca Juga: Pembiayaan Kendaraan Bermotor Multifinance Rp 347,87 Triliun per November 2024

"Dengan likuiditas yang ketat, kami juga sudah harus bersiap diri," ujarnya kepada Kontan, Jumat (17/1).

Lebih lanjut, Suwandi bilang apabila perbankan dalam waktu tertentu belum mau menyalurkan dana ke perusahaan kecil dan malah memilih perusahaan besar, tentu akan sulit juga bagi industri multifinance untuk bertumbuh. 

Oleh karena itu, dia mengatakan multifinance harus mencari cara sedemikian rupa mengatasi permasalahan tersebut.

"Intinya, kami juga berjaga era likuiditas ketat itu. Kami (industri) harus bisa meneliti dan melihat situasi," tuturnya.

Suwandi berharap agar masalah liabilitas ketat perbankan tak berlangsung lama. Dengan demikian, pendanaan tak akan sulit didapatkan multifinance ke depannya.

Selanjutnya: Jelang Paparan Kinerja, Saham Bank Negara Indonesia (BBNI) Semakin Menghijau

Menarik Dibaca: 3 Tanda Anda Butuh Suplemen Kolagen, Jangan Asal Minum!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×