kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyaluran KPR akan semakin tertekan di triwulan II


Rabu, 03 Juni 2020 / 19:24 WIB
Penyaluran KPR akan semakin tertekan di triwulan II
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi di Bank CIMB Niaga Jakarta, Rabu (2/1). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit perbankan mencapai 12,45% sepanjang 2018. Angka ini lebih besar dibandingkan pencapaian tahun lalu yang hanya berkisar 8%.Pho KONTAN/Caro


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan pandemi Covid-19 terhadap penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) belum terlalu signifikan pada kuartal I 2020 mengingat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) baru dimulai pada Maret. Beberapa bank masih mampu mencatatkan pertumbuhan KPR dua digit di periode tersebut. Tekanan signifikan diperkirakan akan terjadi mulai di kuartal II.

Pertumbuhan kepemilikan hunian bank terutama ditopang oleh KPR subsidi. Data Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian PUPR, penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hingga Mei 2020 sudah mencapai Rp 6,37 triliun untuk 63.077 unit rumah atau 61,54% dari anggaran tahun ini sebesar Rp 11 triliun.

Baca Juga: Imbas pandemi, penyaluran kredit ke sektor PHR dan KKB mulai bergerak negatif

Bank BRI tercatat menorehkan pertumbuhan KPR paling tinggi di kuartal I yakni 16,5% menjadi Rp 33,1 triliun. Lalu, CIMB Niaga tumbuh 11,6% menjadi Rp 34,62 triliun. BNI dan BCA masing-masing tumbuh 7,7% dan 7% menjadi Rp 44,64 triliun dan Rp 92,52 triliun. Sedangkan BTN sebagai bank KPR terbesar di Indonesia hanya tumbuh 4,59%, namun khusus KPR subsidinya masih tumbuh 10,5%.

Lani Darmawan, Direktur Konsumer CIMB Niaga mengatakan, pihaknya bisa menorehkan pertumbuhan dua digit di triwulan pertama karena dampak Covid-19 baru mulai di akhir Maret 2020. "Pada kuartal II, pertumbuhan KPR sangat terdampak Covid-19," ujarnya pada Kontan.co.id, Rabu (3/6).

Meski begitu, Lani melihat KPR tahun ini tetap masih memiliki prospek yang baik. Hanya saja, banyak masyarakat saat ini memilih wait and see. Di sisi lain, bank juga lebih ketat dalam melakukan analisis kredit guna menjaga kualitas aset.

CIMB belum merevisi target KPR tahun ini dan masih mengincar pertumbuhan dua digit. Perseroan masih akan terus melihat perkembangan dari dampak Covid-19.

Baca Juga: Bankir pastikan tren penurunan bunga deposito bakal berlanjut

Guna mengejar pertumbuhan, bank ini tetap aktif bekerjasama dengan rekanan developer dan melakukan penawaran kepada nasabah existing, terutama segmen preferred prioritas. "Kami yakin properti masih jadi alternatif investasi yang menguntungkan bagi masyarakat," tambah Lani.

BNI juga saat masih mencermati perkembangan dampak Covid-19 sehingga belum memutuskan revisi target KPR tahun ini. Sebelum pandemi merebak, perseroan membidik pertumbuhan dua digit.

"Pandemi ini sangat berdampak pada sektor properti. Mempertimbangkan hal ini pasti akan dilakukan penyesuaian target, tetapi harus tetap ada pertumbuhan positif pd tahun 2020. Tapi kami membatasi ekspansi pada debitur yang memiliki repayment capacity baik," jelas Donny Bima, General Manager Divisi Produk Manajemen BNI.

Penyaluran kredit kepemilikan hunian BNI di kuartal I tidak hanya ditopang oleh KPR subsidi saja, KPR komersial juga masih tetap mencatatkan pertumbuhan secara berimbang. Pada tiga bulan pertama tersebut, BNI berhasil menyalurkan 50% kuota FLPP yang didapat perseroan tahun ini.

Baca Juga: Meski berbunga 1,5%, bank tak bergegas tingkatkan GWM

Untuk segmen komersial, BNI tahun ini akan fokus menyasar ticket size di bawah Rp 500 juta. Perseroan akan mengoptimalkan layanan digital pengajuan aplikasi online melalui e-Form BNI Griya untuk mendorong penyaluran KPR tahun ini.

Pada kuartal I, hampir 15% total penyaluran KPR BNI merupakan kontribusi dari e-Form BNI Griya, atau meningkat dua kali lipat lebih dibandingkan tahun sebelumnya. Disamping itu, BNI juga mengoptimalkan cabang dan sentra kredit untuk menggarap potensi lebih dari seribu developer yang memiliki kerjasama perseroan.

Direktur Utama Bank BTN, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, pandemi Covid-19 menjadi sentimen yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan kredit secara nasional. Namun, BTN merasa sedikit beruntung karena bisa mengandalkan KPR subsidi karena pemerintah kembali menyalurkan KPR skema Subsidi Selisih Bunga (SSB).

“Kita beruntung di 2020, meski KPR subsidi dikhawatirkan turun, hanya tersedia 150.000 untuk FLPP dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) tapi kita beruntung dengan adanya tambahan kuota SSB yang minggu ini dananya tersedia,” katanya.

Baca Juga: Potensi restrukturisasi kredit terimbas pandemi BRI capai 20% dari total kredit

Pemerintah akan mulai menyalurkan kembali KPR Subsidi Selisih Bunga (SSB) untuk mendorong pembiayaan kredit perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Pahala memperkirakan skema SSB dapat digunakan untuk mendukung penyaluran 146.000 rumah kepada MBR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×