Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi satu-satunya segmen yang mampu tumbuh lebih baik dibandingkan segmen lainnya. Mengingat, laju pertumbuhan kredit perbankan secara total melambat di Februari 2024 dengan hanya tumbuh 11% secara tahunan (year on year/YoY)
Di bulan yang sama, Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran KPR di periode tersebut tumbuh 12,6% YoY menjadi Rp 723,6 triliun. Pertumbuhan ini stagnan dibandingkan bulan sebelumnya, sementara segmen kredit lainnya seperti kredit modal kerja maupun investasi tumbuh melambat.
Tren pertumbuhan yang lebih baik tersebut pun tampaknya juga terus bertahan hingga periode tiga bulan pertama tahun ini. Hal tersebut tercermin dari Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan yang dirilis BI pada Maret ini.
Dalam survei tersebut, Saldo Bersih Tertimbang (SBT) untuk kredit konsumsi dalam hal ini KPR menjadi yang paling tinggi yaitu di level 36,7%. Sementara, SBT untuk kredit investasi dan kredit modal kerja masing-masing di level 21,9% dan 23,9%.
Baca Juga: Bank Maspion (BMAS) Catat Penurunan Laba Bersih 44,97% Jadi Rp 63,25 Miliar di 2023
Corporate Secretary PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Ramon Armando mengungkapkan bahwa penyaluran KPR di kuartal pertama 2024 ini dinilai menjanjikan. Baik itu perumahan menengah ke atas maupun subsidi.
Hanya saja, Ramon cuma bilang kalau pertumbuhannya telah mencapai dua digit untuk dua sektor itu. Ia tak mau menyebutkan secara pasti berapa pertumbuhannya.
”Ini sudah on the track dengan rencana kerja kami di 2024,” ujar Ramon (26/3).
Ramon bilang performa yang baik selama tiga bulan pertama ini karena ada relaksasi yang diberikan oleh pemerintah. Dalam hal ini terkait insentif PPN yang tertera dalam Peraturan Menteri Keuangan 7/2024.
Di sisi lain, Ramon melihat gejolak yang terjadi di luar negeri tak berdampak signifikan pada permintaan rumah. Artinya, niat masyarakat untuk mengajukan KPR di 2024 ini tak surut.
’KPR BTN sampai saat ini masih didominasi oleh KPR subsidi pemerintah,” ujarnya.
Sebelumnya, BTN sendiri menargetkan pertumbuhan KPR tahun ini akan lebih tinggi untuk yang non subsidi. Di mana, targetnya mencapai Rp 19 triliun hingga Rp 20 triliun atau tumbuh 20% hingga 28%.
Sementara itu, Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn bilang bahwa pihaknya tetap optimis penyaluran KPR tetap akan tumbuh. Tentu, disertai dengan prinsip kehati-hatian agar tetap menjaga kualitas pinjaman.
Baca Juga: Pengguna Kartu Kredit dan Debit BRI Berpeluang Menangkan Hadiah Umroh dari Ramayana
Terlebih, BCA juga baru saja menyelenggarakan BCA Expo belum lama ini. Secara historis, kesuksesan kegiatan tersebut di tahun 2023 mampu menaikkan new booking KPR bisa naik 2,3 kali lipat dalam tiga tahun terakhir.
”BCA optimistis bahwa kredit properti bisa tumbuh namun tetap memperhatikan kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah,” ujar Hera.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae pun membenarkan bahwa KPR menjadi salah satu yang segmen yang dapat tumbuh baik di awal tahun ini. Di mana, kualitas kreditnya menurut Dian juga masih terjaga.
”Masih bagus tumbuhnya, karena permintaan rumah di masyarakat juga masih besar,” ujar Dian, Selasa (26/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News