kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyaluran kredit lesu, bankir kerja keras untuk memenuhi target


Senin, 21 Oktober 2019 / 21:43 WIB
Penyaluran kredit lesu, bankir kerja keras untuk memenuhi target
ILUSTRASI. Costumer Service melayani nasabah Bank BCA Tangerang Selatan, Senin (1/7). OJK mencatat pada bulan Agustus 2019 kredit baru naik sebesar 8,59% secara year on year (yoy) menjadi Rp 5.464,97 triliun. /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/01/07/2019


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit perbankan kian melambat. Lihat saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pada bulan Agustus 2019 kredit baru naik sebesar 8,59% secara year on year (yoy) menjadi Rp 5.464,97 triliun. Praktis, pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2018 lalu yang bisa tumbuh dua digit. 

Pun, capaian tersebut masih jauh bila dibandingkan dengan proyeksi kredit dari OJK sebesar 9%-11% atau proyeksi Bank Indonesia (BI) di kisaran 10%-12%.

Baca Juga: Laju penyaluran kredit kian melambat, bankir mulai pesimistis

Kendati demikian, beberapa bank besar tetap optimis laju kredit masih bisa bertahan di kisaran dua digit sampai akhir tahun. Semisal PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang memproyeksi kredit tumbuh di kisaran 13%-15% secara year on year (yoy). 

Sampai dengan Agustus 2019 lalu, Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta pun mengamini bahwa kredit masih tumbuh 11,5% secara yoy, jauh di atas industri.

Sama seperti BNI, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja juga menyebut pihaknya memasang target konservatif di level 9%-10% secara yoy. Padahal sampai Agustus 2019 kredit BCA masih tumbuh sebesar 12% secara yoy menjadi Rp 563,12 triliun (unaudited).

Malah, Jahja sebelumnya mengatakan tahun ini perbankan tidak bisa terlalu kencang untuk melakukan ekspansi untuk menghindari beberapa risiko. 

Baca Juga: Aset bank daerah masih mampu tumbuh dengan pesat

Kendati demikian, menurut BCA, masih ada beberapa peluang kredit yang bisa ditangkap salah satunya kredit sindikasi terutama proyek besar. Antara lain pada sektor infrastruktur jalan tol, transportasi maupun pembangkit listrik.

Sedikit berbeda, Direktur Keuangan PT BPD Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Ferdian Timur Satyagraha malah mengatakan per September 2019 total kredit perseroan sudah tumbuh 14,07% secara tahunan. Realisasi tersebut menurutnya sudah lebih tinggi dibandingkan target perseroan yang dipatok 10% hingga penghujung tahun.

"Kredit (Bank Jatim) dipastikan tumbuh 10% akhir tahun," terangnya. Beberapa penyumbang besarnya tak lain berasal dari kredit komersial terutama pada sektor infrastruktur di kawasan Jawa Timur.

Baca Juga: Lewat PAYDI, asuransi umum bisa dapatkan pendapatan komisi sesuai IFRS 17

Jika merujuk laporan presentasi perusahaan, tahun ini perseroan mematok kreditnya tumbuh 10,53%, jauh lebih tinggi dari target tahun 2018 sebesar 6,74% atau awal tahun yang ada di kisaran 8%. 

Optimisme Bank Jatim datang dari kredit sindikasi yang tumbuh deras di kuartal III 2019 dengan peningkatan sebesar 194,2% secara yoy.

Pun, secara rata-rata kredit komersial bank bersandi saham BJTM (anggota indeks Kompas100) ini juga tumbuh tinggi 28,7% yoy menjadi Rp 9,11 triliun atau mewakili 24,16% dari total kredit perusahaan sebesar Rp 37,72 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×