Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan ke sektor infrastruktur masih terus bertumbuh. Seperti diketahui, sektor infrastruktur menjadi salah satu program strategis nasional pemerintahan Prabowo-Gibran.
Dalam laporan HSBC Global Private Banking (HSBC GPB), perekonomian Indonesia pada tahun 2025 diprediksi bakal diuntungkan dari kombinasi antara pembangunan infrastruktur, diversifikasi ekspor, dan konsumsi domestik yang kuat. Kebijakan pemerintah yang berkelanjutan menjadi faktor kunci.
Adapun defisit fiskal diproyeksikan tetap di bawah 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang memungkinkan pemerintah mempertahankan belanja infrastruktur dan kesejahteraan sosial.
Baca Juga: Kredit Investasi Perbankan Tumbuh Tinggi, Pelaku Bisnis Dinilai Masih Ekspansif
Kenaikan penyaluran juga dicatatkan sejumlah perbankan, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya, menyalurkan kredit infrastruktur sesuai dengan klasifikasi dalam Peraturan Presiden (Perpers) 38 Tahun 2015 sebesar Rp 375,88 triliun hingga Februari 2025.
Nilai tersebut tumbuh 24,1% year on year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu.
Pembiayaan tersebut disalurkan ke berbagai sub sektor seperti jalan, transportasi, migas dan energi terbarukan, tenaga listrik, telematika, perumahan rakyat dan fasilitas kota, hingga konstruksi.
Kredit ini termasuk untuk pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, dan jalur kereta api yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat.
Corporate Secretary Bank Mandiri, M Ashidiq Iswara, mengatakan, sebagai agen pembangunan, Bank Mandiri konsisten membidik penyaluran kredit infrastruktur untuk mengakselerasi pemerataan ekonomi kerakyatan.
Baca Juga: Begini Strategi Perbankan Jaga Kualitas Kredit di Tengah Ketidakpastian Pasar
"Upaya ini selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo yang ke tiga dalam melanjutkan pengembangan infrastruktur," kata pria yang akrab disapa Ossy kepada kontan.co.id, Senin (14/4).
Menurutnya, ini merupakan bentuk komitmen Bank Mandiri untuk terus konsisten menjadi salah satu pendukung penguatan infrastruktur tanah air.
Tak berbeda, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat, hingga Desember 2024 BCA telah menyalurkan kredit konstruksi (termasuk di dalamnya infrastruktur) sebesar Rp39 triliun, tumbuh 11,5% YoY.
Hera F Haryn, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA menyampaikan, pada prinsipnya, BCA berkomitmen mendukung pengembangan berbagai sektor termasuk infrastruktur dengan menyalurkan kredit secara pruden.
"BCA senantiasa mendorong penyaluran kredit di berbagai sektor potensial, dengan mempertimbangkan prinsip kehati-hatian sesuai dengan dinamika makro ekonomi domestik maupun global," kata Hera.
Baca Juga: Menakar Kebutuhan Kredit di Tengah Lesunya Bisnis Industri Tekstil
Lebih lanjut Hera mengatakan, BCA akan terus menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat, dengan tetap mempertimbangkan perkembangan kondisi pasar dan risiko.
"Tren penyaluran kredit pada umumnya sejalan dengan kondisi perekonomian. Selaras dengan prospek perekonomian Indonesia yang positif, kami optimistis menjaga pertumbuhan profitabilitas ke depannya," tandasnya.
Selanjutnya: Wijaya Karya (WIKA) Cetak Kontrak Baru Sebesar Rp 2,16 Triliun per Kuartal I 2025
Menarik Dibaca: Harga Poco F7 Ultra Paling Update, Lengkap dengan Fitur Canggih yang Ditawarkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News