Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas semakin nyata membayangi PT Bank Permata Tbk. Sebab, pertumbuhan kredit yang bank peroleh tak diimbangi dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang susut.
Berdasarkan laporan keuangan Bank Permata, kredit yang telah disalurkan ke nasabah mencapai Rp 155 triliun sepanjang 2024. Penyaluran kredit tersebut mengalami pertumbuhan sekitar 9% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Adapun, kredit tersebut paling banyak didominasi oleh kredit korporasi yang mencapai Rp 89 triliun atau tumbuh 12% YoY. Artinya, kontribusi kredit korporasi mencapai 57,42% dari total kredit.
Sementara itu, sisanya merupakan kredit komersial dan kredit konsumer. Di mana, pertumbuhannya lebih kecil, masing-masing tumbuh 6% dan 4% secara total.
Baca Juga: Rasio Kredit Macet Bank-Bank Besar Kompak Mencatatkan Perbaikan
Sayangnya, pertumbuhan kredit tersebut tak diimbangi dengan DPK yang mereka miliki. Sebab, DPK Bank Permata justru tercatat menurun 1,45% secara tahunan menjadi Rp 185,84 triliun.
Oleh karenanya, tak kaget bila rasio likuiditas yang tercermin dalam Loan to Deposit Ratio (LDR) milik Bank Permata makin meningkat. Di mana, LDR mereka kini berada di level 83% dibandingkan tahun sebelumnya berada di level 75%.
“Dari sisi pendanaan, total simpanan nasabah tercatat sebesar Rp 185 triliun di tahun 2024, dengan rasio CASA di level 55%,” ujar Meliza M. Rusli, Direktur Utama Bank Permata, Sabtu (15/2).
Untungnya, pertumbuhan kredit Bank Permata diimbangi dengan kualitas aset yang semakin sehat. Ini tercermin pada rasio Gross NPL dan Loan at Risk (LAR), masing-masing pada level 2,1% dan 7,9%, membaik dibandingkan dengan 2,9% dan 8,7% di periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Lengkap! Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Di ATM BCA-Mandiri-BNI-BRI-CIMB Niaga-Permata
Lebih lanjut, Meliza bilang pihaknya terus menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, tercermin dari rasio NPL coverage dan rasio LAR coverage masing-masing di level 375% dan 97%.
“Upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset tetap dilakukan Bank dalam melakukan penyelesaian kredit bermasalah,” ujarnya.
Meliza pun optimistis kinerja Bank Permata semakin baik dibantu adanya sinergi dengan Bangkok Bank sebagai pemegang saham pengendali.
“Kolaborasi ini mengintegrasikan jaringan yang luas dipadu dengan konsultasi bisnis dan finansial bertaraf internasional guna memfasilitasi transaksi lintas negara, investasi, serta kerja sama ekonomi antara Indonesia dan negara-negara ASEAN,” tandasnya
Selanjutnya: Sejumlah Fintech P2P Lending Beberkan Strategi Kejar Target Ekuitas Rp 12,5 Miliar
Menarik Dibaca: FISIP UI Night Run 2025: Gabungan Olahraga, Hiburan, dan Kegiatan Sosial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News