Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak mau kalah dengan bank konvensional, perbankan syariah juga terus memacu pembiayaannya kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di berbagai sektor.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) misalnya, mencatat pembiayaan ritel masih mendominasi pertumbuhan bisnis perseroan yang salah satunya adalah segmen UMKM.
Tercatat hingga Oktober 2024 pembiayaan UMKM BSI mencapai Rp49,61 triliun tumbuh 19,45% secara tahunan atau year on year.
Adapun jumlah nasabah UMKM mencapai lebih dari 340.000 orang dengan segmen nasabah UMKM yang mendominasi yakni dari berbagai sektor islamic ecosystem seperti fesyen, makanan dan minuman serta jasa lainnya.
Baca Juga: Menteri UMKM Targetkan Holding UMKM Berdiri Pertengahan 2025
"BSI juga terus membuka kesempatan bagi masyarakat untuk menjadi bagian UMKM binaan BSI. Salah satunya melalui program inkubasi Talenta Wirausaha BSI (TWB) 2024 yang menargetkan sebanyak 8.500 pengusaha muda baru," ungkap Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar kepada kontan.co.id, Rabu (18/12).
Selain program TWB, BSI juga disebut Wisnu memiliki inisiatif strategis lainnya untuk pengembangan UMKM yakni BSI UMKM Center di berbagai wilayah, seperti Aceh, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar.
Di UMKM Center, BSI memberikan pelatihan, pendampingan hulu ke hilir kepada UMKM binaan untuk berkembang dan sustain dalam menjalankan bisnis agar bisa menembus pasar global.
Setali tiga uang, di penghujung tahun 2024 ini, PT Bank BCA Syariah menyebut, telah mencapai target pembiayaan yang tertuang dalam rencana bisnis. Pembiayaan BCA Syariah per November 2024 mencapai Rp 10,4 triliun tumbuh 29,4% YoY. Adapun pembiayaan UMKM mencapai Rp 1,8 triliun tumbuh 21,3% YoY.
Direktur BCA Syariah Pranata menjelaskan, dalam mendorong pertumbuhan pembiayaan UMKM, BCA Syariah berupaya mengoptimalkan rantai pasok dari nasabah existing.
"Dengan strategi ini, kami dapat menggali kebutuhan pembiayaan dari nasabah potensial yang merupakan bagian dari ekosistem usaha nasabah komersial yang ada, tentunya dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan rekam jejak yang baik dari nasabah/calon nasabah," tuturnya.
Di sisi lain, Pranata menyampaikan, kualitas pembiayaan BCA Syariah, khususnya UMKM, masih terjaga di tingkat 1,00%. Mencermati perkembangan dunia usaha saat ini, pihaknya melihat adanya potensi peningkatan pembiayaan bermasalah.
Baca Juga: Pemerintah Akan Hapus Utang 1 Juta Pelaku UMKM pada 2025
"Oleh karena itu, BCA Syariah melakukan pengawasan ketat terhadap perkembangan usaha nasabah dan dampaknya terhadap kualitas pembayaran kembali kepada bank," katanya.
Menurutnya, dengan senantiasa menjaga engagement dengan nasabah, BCA Syariah dapat memberikan advice kepada nasabah yang menghadapi permasalahan pembiayaan dan memberikan solusi penyelesaian yang terbaik.
"Hal ini menjadi salah satu kunci kami dalam menjaga kualitas pembiayaan di tingkat yang sehat," tandasnya.
Sementara Corporate Secretary Bank Muamalat Hayunaji menjelaskan, perseroan juga melihat potensi pembiayaan ke sektor UMKM yang cukup besar tahun ini.
"Namun seiring dengan prinsip kehati-hatian yang dijalankan, Bank Muamalat tidak menargetkan pertumbuhan pembiayaan di sektor UMKM yang agresif pada tahun ini, tapi kami akan menjaga pertumbuhan pembiayaan UMKM di level moderat pada tahun ini," ungkapnya.
Hayunaji menyebut, kualitas aset atau rasio NPF segmen UMKM juga akan senantiasa dijaga pada level yang sesuai dengan ketentuan regulator.
Menurutnya, Bank Muamalat akan fokus pada kualitas portofolio yang sehat dan sesuai dengan risk appetite yang acceptable. Dengan sektor yang menjadi fokus penyaluran pembiayaan UMKM di Bank Muamalat yakni, sektor pendidikan dan kesehatan.
Selanjutnya: Insentif Industri Padat Karya, Aprisindo Minta Jangan Salah Sasaran
Menarik Dibaca: Prakiran Cuaca Jakarta Besok (19/12), Ini Daerah yang bakal Diguyur Hujan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News