Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, biaya dana (Cost of Fund/CoF) BCA tetap stabil. Alhasil Net Interest Margin (NIM) perseroan kuartal III naik jadi 5,4% dari 5% pada kuartal sebelumnya. Secara total, NIM BCA sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini mencapai 5,1%.
"BCA telah menaikkan panduan NIM tahun ini menjadi 5,2%-5,3%, dari sebelumnya 5,1%. Ini didorong proyeksi NIM yang akan naik lebih tinggi di kuartal IV menjadi 5,6%," tambah Handiman.
Mirae Asset menilai pertumbuhan kredit akan menjadi agenda utama untuk mendorong pertumbuhan kinerja BCA tahun depan mengingat loan to deposit rasio (LDR) perseroan masih rendah rendah yakni 63,3%.
Baca Juga: Pertumbuhan Bisnis Industri Bank Syariah Lebih Tinggi dibandingkan Bank Konvensional
"Hal ini sejalan dengan panduan bank untuk pertumbuhan kredit tumbuh 12% tahun 2023," katanya.
Dengan kenaikan suku bunga acuan BI sebesar 125 bps tahun ini, BBCA diperkirakan akan membukukan NIM yang lebih tinggi, terutama berasal dari imbal hasil yang lebih tinggi dari penempatan di BI dan obligasi pemerintah.
"Namun meskipun kami menyukai BBCA dengan hasil yang luar biasa dan fundamental yang kuat, kami mempertahankan rekomendasi Hold untuk saham BBCA dengan target harga Rp 9.000 karena potensi upside yang terbatas," pungkas Handiman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News