Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) masih belum kembali semarak. Mencatut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan KMK industri per Juni 2025 hanya 4,45% secara tahunan atau year-on-year (YoY).
Padahal, jika ditarik lebih jauh, pertumbuhan KMK di Juni tahun 2024 lalu mencapai 11,68%.
Mengomentari ini, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengatakan bila pertumbuhan penyaluran kredit modal kerja yang masih melambat hingga pertengahan tahun ini dipicu daya beli yang kian melemah. Hal ini terlihat dari permintaan konsumen yang masih melesu.
Oleh sebabnya, para pelaku usaha akan berpikir ulang untuk menambah modal usahanya. Hal ini sejalan dengan Indeks PMI Manufaktur (Purchasing Managers' Index) Indonesia yang masih terkontraksi di bawah level 50,0 poin.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Modal Kerja Masih Lesu pada Mei 2025, Ini Respon BCA dan CIMB Niaga
Ditinjau dari lembaga rating S&P Global pada bulan Juli 2025, PMI Manufaktur Indonesia berada di level 49,2 poin.
Nailul mengatakan bahwa kredit modal kerja akan senantiasa bergairah kembali jika permintaan dari masyarakat juga naik. Jika permintaan naik, sejalan dengan itu bisnis juga akan ikut terungkit.
“Permasalahan lemahnya daya beli ini yang harus diselesaikan terlebih dahulu untuk menggerakkan permintaan agregat masyarakat. Ketika permintaan masyarakat naik, bisnis juga akan ikut terungkit,” kata Nailul kepada Kontan, Selasa (5/8).
Hal yang sama juga diaturkan oleh Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan.
Menurutnya, selain karena pelemahan daya beli, penurunan penyaluran KMK ini juga ditengarai oleh bank yang perlu tetap menjaga likuiditas di level yang aman.
Baca Juga: Kredit Modal Kerja di Perbankan Melambat, Cerminkan Pelemahan Daya Beli
Dia memproyeksikan pertumbuhan penyaluran KMK akan masih stagnan hingga akhir tahun 2025.
“Proyeksi sampai akhir tahun kemungkinan msh tetap sama seperti kondisi saat ini kecuali ada perbaikan di sisi daya beli masyarakat yg dapat mendorong iklim usaha,” kata Trioksa.
Meskipun begitu, beberapa bank masih mencatatkan kinerja penyaluran kredit modal kerja yang apik. Ambil contoh saja PT Bank Central Asia Tbk atau BCA.
Bank ini masih mencatatkan pertumbuhan penyaluran KMK yang signifikan, naik 12,1% YoY per Juni 2025. Dari pertumbuhan tersebut, didapatkan nilai total kredit modal kerja yang disalurkan BCA mencapai Rp 431 triliun.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyampaikan bila tren penyaluran kredit akan sejalan dengan kondisi perekonomian.
Baca Juga: BCA Salurkan Kredit Modal Kerja Rp 421,5 triliun pada Kuartal I-2025
Menurut pandangannya, secara umum korporasi akan lebih aktif menggalang pendanaan melalui pasar obligasi ketika suku bunga berada di tingkat relatif rendah.
“Namun, kami mencermati korporasi tetap memerlukan pembiayaan melalui perbankan dari waktu ke waktu,” kata Hera.
Mengenai hal ini, PT Bank Jabar Banten Syariah (Bank BJB Syariah) mengamini kondisi KMK industri yang masih terus melambat hingga Juni ini.