Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli
Menurut Direktur Utama Bank BJB Syariah Arief Setyahadi, memandang bahwa perlambatan ini menjadi indikasi adanya kehati-hatian dari pelaku usaha dalam mengembangkan bisnisnya.
Arief menandai berbagai sentimen penyebabnya, mulai dari kondisi ekonomi global yang masih belum stabil, seperti inflasi di negara maju, konflik geopolitik, dan fluktuasi harga komoditas, dapat memengaruhi prospek bisnis di Indonesia.
“Pelaku usaha cenderung menunda ekspansi jika melihat adanya risiko penurunan permintaan atau kenaikan biaya produksi di masa mendatang,” kata Arief.
Baca Juga: Kredit Modal Kerja Perbankan Mulai Menggeliat
Kedua, sentimen pergeseran prioritas investasi, yang mana para pelaku usaha mungkin sedang mengalihkan fokus dari ekspansi modal kerja jangka pendek ke investasi jangka panjang yang lebih strategis, atau sebaliknya, melakukan konsolidasi internal untuk memperkuat fundamental bisnisnya.
Dan sentimen ketiga ialah kondisi sektor riil yang juga masih belum membaik. Perlambatan pertumbuhan KMK bisa menjadi cerminan dari perlambatan aktivitas di sektor riil.
Jika permintaan konsumen menurun atau daya beli masyarakat melemah, maka pelaku usaha akan cenderung mengurangi stok barang atau menunda proyek-proyek baru.
Lebih lanjut, dia membeberkan bahwa penyaluran pembiayaan modal kerja Bank BJB Syariah tumbuh sebesar 13.30% secara yoy, atau mengalami kenaikan sebesar Rp 241 miliar. Kinerja ini tak lekang dari berbagai strategi yang dilakukan oleh Bank BJB Syariah.
Arief mengatakan strategi tersebut ialah salah satunya fokus pada sektor potensial, misalnya sektor kesehatan, pendidikan, atau industri halal. “Dengan fokus pada sektor-sektor ini, BJB Syariah dapat menyalurkan pembiayaan secara lebih selektif dan terukur,” jelasnya.
Baca Juga: Relaksasi Plafon Kredit Modal Kerja Belum Banyak Dilirik Debitur Multifinance
Kemudian, ada pula inovasi produk pembiayaan dengan melakukan review produk pembiayaan modal kerja yang lebih fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha.
Salah satunya, saat ini sejak akhir tahun 2024 Bank BJB Syariah menjadi salah satu bank penyalur pembiayaan KUR Syariah. Program KUR Syariah menawarkan skema pembiayaan yang ringan, dengan setara margin yang disubsidi oleh pemerintah.
Terakhir tak terlupa, perlu meningkatkan digitalisasi dan peningkatan akses. Caranya ialah dengan memanfaatkan teknologi untuk mempercepat dan memperluas layanan pembiayaan modal kerja, khususnya di segmen UMKM.
Arief membidik kinerja pembiayaan modal kerja Bank BJB Syariah hingga akhir tahun 2025 bisa mencapai Rp 2,30 triliun, atau meningkat sebesar Rp 250 miliar secara year-to-date (YtD) dari posisi Juni 2025.
Baca Juga: Kredit Modal Kerja Melambat, Bank Lebih Pilih Main Aman
“Penyaluran pembiayaan modal kerja diperkirakan akan tetap tumbuh meskipun akan tetap landai secara tren, hal tersebut sebagai bentuk kehati-hatian penyaluran pembiayaan perbankan secara nasional di tengah volatilitas market yang masih belum stabil saat ini,” pungkas Arief.
Selanjutnya: Indoritel (DNET) Catat Kenaikan Laba 21,52% di Semester I, Cek Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Besok, Rabu 6 Agustus 2025: Keuangan dan Karier Leo Bersinar Terang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News