Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak cuma penyaluran kredit yang lesu, tahun lalu industri perbankan juga masih menyisakan kredit menganggur alias undisbursed loan yang tinggi.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, per November 2019 nilai kredit mengaggur di bank mencapai Rp 1.636,49 triliun atau setara 29,31% dari total penyaluran kredit Rp 5.582,01 triliun. Bank umum kegiatan usaha (BUKU) 3, dan BUKU 4 masih jadi penyebab utama tingginya rasio tersebut.
Baca Juga: Pacu kredit multiguna, bank daerah andalkan digitalisasi
Rasio tersebut tercatat meningkat tipis dibandingkan akhir 2018 dengan nilai Rp 1.545,05 triliun atau setara 28,83% dari total kredit Rp 5.358,01 triliun.
“Secara absolut per Oktober 2019, nilai undisbursed loan kami sekitar Rp 256 triliun, meningkat 4% (yoy). Namun, kenaikan ini lebih disebabkan fasilitas kredit baru,” kata Executive Vice President Secretariat & Communication BCA Hera F Harryn kepada Kontan.co.id, Kamis (6/2).
Hera menambahkan, meski meningkat sejatinya rasio kredit menganggur BCA terhadap total kredit sedikit membaik dari 32% pada Oktober 2018 menjadi 31% pada Oktober 2019.
Adapun dari laporan keuangan Desember 2019 yang belum teraudit, BCA tercatat masih menyimpan kredit mengaggur Rp 215,74 triliun atau setara 36,67% dari total kreditnya Rp 588,25 triliun. Rasio ini juga membaik dibandingkan akhir 2018 senilai Rp 200,85 triliun atau setara 37,33% dari total kredit Rp 537,91 triliun.
BUKU 4 lainnya, yaitu PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) juga masih mencatat rasio kredit menganggur yang tebal senilai Rp 40,21 triliun atau setara 30,35% dari total kredit Rp 132,49 triliun.
Rasio tersebut juga meningkat besar dibandingkan akhir 2018 lalu senilai Rp 39,35 triliun atau setara 28,88% dari total kredit Rp 136,24 triliun.
Baca Juga: BTN Klaim tidak ada window dressing
Wakil Direktur Utama Bank Panin Roosniati Saalihin bilang, awal tahun ini, para debitur diprediksi belum akan banyak menyerap kredit. Sentimen global dan siklus ekpasnsi kredit di awal tahun yang masih landai jadi penyebabnya.
“Pasar secara umum masih belum banyak bergerak, ketidakpastian masih berdampak terhadap perekonomian ditambah adanya virus corona. Mungkin di kaurtal II-2020 baru akan terlihat,” katanya kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Virus corona menyengat ekspansi kredit perbankan
Sementara Presiden Direktur PT Bank Mayapada Tbk (MAYA) Hariyono Tjahrijadi bilang rasio kredit mengaggur perseroan sejatinya mini meskipun terjadi peningkatan tipis.
“Kurang lebih undisbursed loan kami ada di kisaran 3%-5% dari total portofolio kredit. Tahun ini pun diperkirakan tidak akan jauh dari itu,” katanya kepada Kontan.co.id.
Dari catatan keuangan yang belum diaudit, per Desember 2019 bank BUKU 3 ini mencatat kredit menganggur Rp 3,29 triliun atau setara 4,57% dari total kredit Rp 71,88 triliun. Sedangkan pada 2018 nilainya sebesar Rp 2,51 triliun atau setara 3,83% dari total kredit Rp 65,66 triliun.
Baca Juga: Catat! OJK Perketat Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News