kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Per Mei 2019, outstanding industri penjaminan kredit menembus Rp 229,25 triliun


Senin, 08 Juli 2019 / 18:57 WIB
Per Mei 2019, outstanding industri penjaminan kredit menembus Rp 229,25 triliun


Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri penjaminan kredit menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan di bulan Mei 2019. Outstanding penjaminan kredit yang dijamin pelaku bisnis penjaminan naik signifikan di bandingkan tahun lalu.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga Mei 2019, jumlah outstanding kredit di industri penjaminan mencapai Rp 229,25 triliun. Jumlah tersebut naik 4,25% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yakni Rp 219,9 triliun.

Outstanding tersebut dihimpun dari 22 perusahaan penjamin, baik perusahaan penjaminan pemerintah, perusahaan penjaminan daerah, perusahaan penjaminan swasta konvensional dan perusahaan penjaminan swasta syariah.

Dari total penjaminan hingga Mei 2019, porsi penjaminan produktif masih lebih besar, mencapai 59 %. Sisanya adalah merupakan Penjaminan Non Produktif sebesar 41%.

Menurut Randi Anto, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo), secara umum kondisi ekonomi yang baik dan tingkat optimisme di masyarakat sangat mendorong industri Penjaminan. Khusus sampai dengan Mei 2019, ada beberapa faktor yang mendorong industri penjaminan.

“Bergeraknya sektor infrastruktur yang trickle down mendorong tumbuhnya Industri penjaminan, baik untuk keperluan sub kontraktor ataupun jasa pendukung lainnya,” ujar Randi Anto kepada Kontan.co.id, Senin (8/7).

Optimisme di sektor ekonomi yang mendorong pertumbuhan kredit perbankan di kisaran 10%-12%, juga ikut mengerek kinerja industri penjaminan. Selain itu, program dari pemerintah yang cukup besar, baik dari penyaluran KUR maupun program rumah bersubsidi via penjaminan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) juga turut berkontribusi.

Di sisi lain peningkatan belanja pemerintah, baik belanja barang maupun jasa, yang proses pemenuhannya memerlukan industri penjaminan baik dari sisi kontra bank garansi, maupun penjaminan pembiayaan juga menjadi angin segar bagi pelaku industri.

“Kerjasama antara industri penjaminan dan perbankan semakin luas, sehingga sektor yang ter-cover menjadi bertambah," ujar dia.

Randi yang juga merupakan Direktur Utama Perum Jamkrindo sendiri optimistis perusahaannya bisa tumbuh sekitar 17%-20% pada 2019. Per 2018 lalu, jumlah kredit yg dijamin Jamkrindo secara konsolidasi mencapai Rp 174,74 triliun. Sementara outstanding penjaminan Jamkrindo Mei 2019 sebesar Rp 215,5 triliun atau tumbuh 14% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Untuk mengerek kinerja tahun ini, ada empat sektor yang bakal menjadi motor Jamkrindo yaitu sektor produksi, jasa perdagangan, konstruksi, dan usaha non-produktif.

Di samping itu sejumlah strategi lain juga turut disiapkan. “Sinergi BUMN untuk proyeknya, peningkatan kemampuan human capital untuk menangkap peluang bisnis yang ada, digitalisasi proses bisnis, dan perluasan channel via mobile application serta perluasan potensial market via market place guarantee,” jelas Randi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×