kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbankan masih khawatir pembiayaan infrastruktur


Selasa, 19 Mei 2015 / 13:06 WIB
Perbankan masih khawatir pembiayaan infrastruktur
ILUSTRASI. Tentara Israel berdiri di tengah reruntuhan di Jalur Gaza utara, 8 November. REUTERS/Ronen Zvulun


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Mayoritas pemimpin industri perbankan di Indonesia masih merasa khawatir dalam pembiayaan infrastruktur. Sebabnya adalah kompleksitas persoalan dalam pelaksanaan proyek infrastruktur di Indonesia.

Menurut survey PwC, hampir sebanyak 60% bank mengakui telah merambah ke dalam pembiayaan infrastruktur. "Hanya saja porsi pembiayaan infrastruktur kebanyakan masih kurang dari 10% dibanding portofolio penyaluran kredit," kata Jusuf Wibisana, Financial Services Partner PwC di Jakarta, Selasa (19/5).

Kondisi tersebut menurut Jusuf bisa saja akan mengalami perubahan pada tahun 2015, terutama di sektor transportasi dan energi sebagai fokus utama. Ditambah doktrin Presiden Joko Widodo yang berorientasi pada poros maritim. "Dari survey kami, ini menyita perhatian bank-bank BUMN terutama yang fokus pada program "Tol Laut"," ujar Jusuf.

Hanya saja, mayoritas bankir masih merasa khawatir dengan pembiayaan infrastruktur. Sebanyak 62% responden mengatakan bahwa kompleksitas proyek infrastruktur menjadi tantangan utama, mulai dari pembebasan lahan, sengketa lahan.

Berbagai masalah itu dikhawatirkan membuat kemajuan proyek infrastruktur menjadi stagnan untuk periode waktu yang signifikan. "Ini peluang penyaluran kredit macet di kemudian hari jika tidak ditangani hati-hati," pungkas Jusuf.

Survey Perbankan Indonesia PwC tahun 2015 dilakukan pada Desember 2014 - Januari 2015. Responden berupa 64 eksekutif perbankan yang disurvei di mana 38% adalah CEO atau Wakil CEO. Sementara 52% responden adalah Anggota Dewan Direksi atau Dewan Komisaris. Responden berasal dari kelompok bank yang mewakili 76% total aset perbankan Indonesia serta 9 dari 10 bank terbesar di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×