Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Para pemimpin industri perbankan di Indonesia masih memilih bersikap hati-hati di tahun ini. Temuan ini muncul dalam survei yang diselenggarakan PwC pada awal tahun ini.
Menurut Jusuf Wibisana, Financial Services Partner PwC, pada dasarnya perbankan Indonesia masih memiliki gambaran positif berkaitan daya tarik iklim usaha. "Terlebih adanya agenda pembangunan infrastruktur dan maritim oleh pemerintah dianggap sebagai peluang baru," kata Jusuf, Selasa (19/5).
Hanya saja, para CEO perbankan Indonesia yang disurvei oleh PwC mengkhawatirkan pertumbuhan penyaluran kredit yang relatif melambat. "Ini masih ditambah kekhawatiran akan kualitas aset pinjaman bank," ujar Jusuf.
Adapun kalangan bank BUMN, bank swasta nasional, dan bank syariah sangat mengkhawatirkan tekanan margin sebagai tantangan terberat saat ini. "Sementara bank asing menganggap peraturan yang semakin komplek dan semakin menuntut baik dari nasional maupun internasional membuat ketidakpastian iklim operasional," pungkas Jusuf.
Survei perbankan Indonesia oleh PwC tahun 2015 berlangsung antara Desember 2014 hingga Januari 2015. Respondennya adalah 64 eksekutif perbankan senior di mana 38% adalah CEO/Wakil CEO dan 52% adalah Anggota Dewan Direksi/Komisaris. Bank-bank yang disurvei adalah mendominasi 76% dari total aset perbankan Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News