kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan mengejar utang luar negeri


Rabu, 25 Januari 2017 / 11:21 WIB
Perbankan mengejar utang luar negeri


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sejumlah perbankan lokal berniat memburu pinjaman bilateral dari institusi asing untuk memenuhi kebutuhan pendanaan kredit tahun ini. Pinjaman bilateral menjadi pilihan lantaran berbunga rendah.

Sebagai gambaran, pada 2015, China Development Bank (CDB) mengucurkan kredit senilai US$ 3 miliar kepada bank BUMN. Kala itu, bunga yang dibebankan sebesar 2,8% dalam pinjaman dollar AS dan 3,3% dalam mata uang renminbi. Salah satu bank yang akan mengambil pinjaman bilateral adalah Bank Negara Indonesia (BNI).

Gatot Tri Hargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain Kementerian BUMN mengatakan, BNI menjajaki pinjaman bilateral guna menggantikan global bond senilai US$ 500 juta yang jatuh tempo pada April 2017. Selain itu, BNI akan menggunakannya untuk pendanaan kredit.

Gatot bilang, saat ini pemerintah sedang gencar menggelar proyek jangka panjang seperti infrastruktur. Ini memerlukan dorongan pendanaan dari perbankan. "Itu tergantung dari bank-bank BUMN," ujar dia, kemarin.

Direktur Corporate Banking BNI Harry Sidharta mengatakan, BNI memang membuka opsi pinjaman asing. "Kalau dana pihak ketiga tidak bisa memenuhi, pinjaman bilateral bisa sebagai salah satu alternatif," terang Harry.

Bank Mandiri juga bersiap mencari pinjaman bilateral. Bank ini telah memasukkan agenda pinjaman bilateral senilai US$ 1 miliar di rencana bisnis bank (RBB) tahun 2017. "Setiap tahun kami masukkan di RBB sekitar US$ 1 miliar untuk kebutuhan tambahan. Itu gabungan ya, bisa separuhnya dollar, separuhnya rupiah," kata Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri, awal pekan ini.

Mayoritas pinjaman ini akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan jangka panjang. Bank Mandiri, telah menjajaki pinjaman dari China, Jepang dan Eropa. Kartika mengatakan, pinjaman luar negeri cenderung lebih murah dibandingkan harus menerbitkan obligasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×