Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bisnis pengelolaan kas atau cash management masih masih cukup menjanjikan bagi perbankan. Pengelolaan kas masih menjadi salah satu andalan bank dalam memacu pendapatan berbasis komisi (fee based income/FBI).
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya optimis melihat potensi bisnis cash management tahun 2020 masih menjanjikan. Bisnis tersebut diperkirakan masih akan tumbuh bagus, melanjutkan pertumbuhan pada tahun sebelumnya.
Baca Juga: BRI dan Bank Mandiri targetkan bisnis cash management tumbuh tinggi tahun ini
Sepanjang 2019, BNI mencatatkan transaksi pengelolaan kas sebanyak 28,2 juta transaksi dengan jumlah 63.000 nasabah. Nilai transaksi mencapai Rp 2,409 triliun atau tumbuh 50% year on year (yoy).
Dari bisnis pengelolaan kas, BNI mencatatkan fee based income sebesar Rp 267 miliar atau tumbuh 6,7% yoy. Pencapaian itu melebihi target BNI sebelumnya Rp 250 miliar.
Sementara tahun ini, Pemimpin Divisi Jasa Transaksional BNI Agung Kurniawan mengatakan, BNI meningkatkan transaksi cash management tahun ini sebesar 35 juta transaksi atau tumbuh 28,11% dibandingkan tahun lalu.
"Adapun nilai transaksi ditargetkan Rp 2.800 triliun. Sementara fee based income ditargetkan tumbuh 10%," kata Agung kepada Kontan.co.id baru-baru ini.
BNI melihat potensi bisnis masih sangat besar. Secara umum, Agung bilang, tetap ada peluang bagi BNI untuk terus berkembang, termasuk untuk virtual account yang sudah fokus bisnis BNI sejak dua tahun lalu. Jumlah perusahaan yang menggunakan fitur Virtual Account BNI saat ini mencapai sekitar 3.500 nasabah.
Ke depan, BNI akan fokus untuk solusi ekosistem setiap bisnis dan juga menggarap smart city, serta peningkatan kolaborasi dengan e-commerce maupun fintech sehingga diharapkan pertumbuhan cash management BNI semakin meningkat dan juga untuk mengakomodir kebutuhan customer.