kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Perbankan Perlu Hati-hati Pemburukan Kualitas Kredit UMKM Berlanjut


Minggu, 26 Januari 2025 / 15:05 WIB
Perbankan Perlu Hati-hati Pemburukan Kualitas Kredit UMKM Berlanjut
ILUSTRASI. Pemburukan kualitas kredit UMKM yang terjadi sepanjang tahun lalu perlu kembali diantisipasi pada tahun ini.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemburukan kualitas kredit UMKM yang terjadi sepanjang tahun lalu perlu kembali diantisipasi pada tahun ini. Di mana, ketidakpastian ekonomi bisa membuat sektor UMKM kembali lesu sewaktu-waktu.

Memang, data Bank Indonesia (BI) menunjukkan NPL di sektor UMKM terlihat membaik dari bulan ke bulan. Per Desember 2024, NPL untuk sektor UMKM berada di level 3,76% dari bulan sebelumnya yang berada di level 4%.

Di mana, penurunan NPL juga dapat dipengaruhi oleh kredit yang juga masih terus meningkat. Pada periode yang sama, kredit ke sektor UMKM masih menunjukkan pertumbuhan sekitar 3,37% secara tahunan.

Baca Juga: BI Rate Turun, Sejumlah Perbankan Optimistis Kinerja Kredit Tumbuh Positif Tahun Ini

Dalam riset ekonom BCA bertajuk Indonesia Banking Outlook 2025 disebutkan bahwa NPL di sektor UMKM dan kredit konsumen memang perlu diantisipasi. Meskipun, NPL secara keseluruhan sudah mengalami penurunan.

Oleh karenanya, bank diharapkan mampu mengadopsi pendekatan yang lebih selektif dalam memberikan pinjaman di tengah likuiditas yang ketat. Sembari, memastikan ketahanan atas guncangan di masa-masa mendatang.

“Kredit perlu diprioritaskan kepada industri dengan kinerja bisnis yang kuat, margin yang sehat dan potensi pertumbuhan,” tulis ekonom BCA dalam riset tersebut dikutip, Rabu (22/1).

Sementara itu, General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil Bank PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Sunarna Eka Nugraha mengungkapkan bahwa peningkatan kredit UMKM memang dapat membuat rasio NPL tampak lebih rendah. Namun, ia melihat memang masih ada peningkatan kredit macet di sektor tersebut.

“Khususnya pada sektor-sektor yang lebih rentan terhadap fluktuasi ekonomi,” ujar Sunarna.

Hal tersebut juga tercermin dalam NPL BNI di segmen kecil Per Desember 2024, NPL segmen kecil naik menjadi 4,5% dari periode akhir tahun lalu yang berada di level 3,5%.

Baca Juga: Investor Berharap Penurunan BI Rate Dongkrak Kinerja Keuangan Bank di 2025

Sunarna bilang beberapa tantangan yang masih membayangi sektor UMKM adalah ketidakpastian ekonomi global, penurunan konsumsi, serta tekanan biaya operasional yang dihadapi pelaku usaha. 

“BNI bersama pemerintah terus berupaya mendukung UMKM melalui berbagai langkah, seperti restrukturisasi kredit, pendampingan usaha, dan penyesuaian strategi pembiayaan,” tambahnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan berpendapat saat ini kualitas kredit di sektor UMKM sudah lebih stabil. Ditambah, kredit yang masih tumbuh membuat NPL nya terlihat menurun. 

Ia mengingatkan bahwa secara nasional NPL UMKM awalnya menjadi tinggi karena dampak pandemi. Namun sejalan dengan waktu setelah pandemi, kualitas aset UMKM membaik  karena portfolio restrukturisasi covid-19 sudah habis.

Selanjutnya: Kabar Gembira! Larangan Penjualan iPhone 16 di Indonesia Segera Dicabut

Menarik Dibaca: Jadwal Pendaftaran Beasiswa LPDP 2025 Buka hingga 17 Februari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×