kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.889   41,00   0,26%
  • IDX 7.204   63,03   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   10,86   0,99%
  • LQ45 878   11,63   1,34%
  • ISSI 221   0,93   0,42%
  • IDX30 449   6,38   1,44%
  • IDXHIDIV20 540   5,74   1,07%
  • IDX80 127   1,43   1,14%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

Percobaan asuransi pertanian gagal total


Rabu, 06 Maret 2013 / 09:12 WIB
Percobaan asuransi pertanian gagal total
ILUSTRASI. Contoh kamar tidur dengan lantai keramik berpola papan catur. Foto:?Instagram @rihheemi


Reporter: Feri Kristianto | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Digadang-gadang bakal mendatangkan untung, produk asuransi pertanian ternyata merugi. Produk percontohan ini tidak berjalan sesuai harapan lantaran nilai klaim lebih besar dari premi. Alhasil, pelaku industri mengusulkan perubahan nilai premi agar sesuai dengan risiko yang dijamin asuransi.

Sahata L Tobing, Direktur Ritel Jasindo, menyebutkan klaim sepanjang tiga bulan pertama sudah mencapai Rp 540 juta. Padahal premi yang masuk hanya Rp 300 juta. Rata-rata klaim terkait banjir yang menyebabkan kerugian petani lantaran gagal panen.

Klaim kerugian yang dikover asuransi adalah banjir, hama dan penyakit, kebakaran serta bencana dengan nilai klaim sebesar Rp 6 juta."Ini membuktikan bahwa pertanian rawan dengan alam," ujar Sahata, Selasa (5/3).

Jasindo akan mengusulkan ke Departemen Pertanian untuk mengevaluasi tarif premi serta profil risiko. Perbaikan sistem irigasi juga akan diusulkan supaya dibenahi. "Nanti akan ada evaluasi, perihal harga kami belum mengusulkan," ungkapnya.

Selain Jasindo, Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 (Bumida) juga ikut menjadi penjamin. Sayang, SG Soebagyo, Direktur Pemasaran Bumida, mengaku belum menghitung kerugian. "Saya belum tahu, soal harga dihitung direktur teknik," sangkalnya.

Bumida menjamin lahan pertanian seluas 60 hektare. Lokasinya di Sukamandi Jawa Bara;, Surakarta, Jawa Tengah; Malang, Jawa Timur, dan Medan Sumatera Utara. Hingga Maret 2013, anak usaha Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera menargetkan menjadi penjamin risiko lahan seluas 1 juta hektare

Bumida hanya menjual produk ini kepada petani kelompok. Tujuannya agar luas lahan dan premi yang diperoleh menutup biaya produk. Peminat produk ini belum banyak, sehingga tarifnya belum murah. Jika semakin banyak peminat, Bumida optimis nilai premi bisa menurun.

Bumida tetap yakin potensi asuransi pertanian sangat besar, mengingat luasnya lahan pertanian di negeri ini. Anak usaha asuransi AJB Bumiputera ini mematok target kontribusi dari asuransi pertanian periode Juli 2012-Maret 2013 mencapai Rp 80 miliar .

Proyek percontohan asuransi pertanian berlangsung di tiga daerah yakni Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatera Selatan. Luas sawah yang dijamin di masing-masing daerah sekitar 1.000 hektare. Untuk satu hektare sawah misalnya,  premi yang harus dibayar seharga Rp 180.000 untuk tiap musim tanam.

Selama proyek percontohan, pemerintah memberikan subsidi sebesar 80% dari total premi. Adapun sisanya, atau sebesar Rp 36.000, petani menanggung sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×