Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Industri perbankan nasional terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Demi menjaga momentum pertumbuhan dan peningkatan pelayanan, perbankan tentu membutuhkan tenaga kerja profesional yang berkualitas dan bertanggung jawab.
Dari sini, bank berupaya melakukan sertifikasi karyawannya melalui institusi berkompeten seperti Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP) dan Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR).
Di luar itu, sejumlah bank terus mengasah kemampuan karyawannya dengan pendidikan internal. Bank Central Asia, misalnya, punya sistem perekrutan dan pendidikan terencana. "Kami punya program pengembangan dan program pendidikan akuntansi dari jenjang awal," kata Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, belum lama ini. Dia menegaskan, hingga saat ini BCA tidak pernah menggunakan tenaga bankir asing.
Demikian pula Bank Mayapada Internasional. Hampir seluruh karyawan Mayapada telah mengikuti pelatihan internal. "Jadi sertifikatnya in-house atau melalui Bank Mayapada Learning Center," ungkap Hariyono Tjahjarijadi, Direktur Utama Mayapada.
Selain dibekali ilmu terkait pekerjaannya, karyawan Mayapada mengikuti pelatihan pengembangan diri. Instrukturnya berasal dari eksternal, yaitu lembaga di bidang pengembangan SDM.
Hariyono bilang, Mayapada pernah kesulitan mendapatkan SDM yang mumpuni. Tapi berkat pendidikan internal, Hariyono mengklaim Mayapada mampu mencetak sendiri SDM yang berkualitas.
Sedangkan Bank Rakyat Indonesia menyatakan karyawannya telah memiliki sertifikasi, antara lain manajemen risiko, audit, wakil agen penjual reksadana dan manajemen umum dana pensiun. "Kami telah memenuhi semua aktivitas yang perlu disertifikasi," kata Sekretaris Perusahaan BRI, Muhammad Ali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News