kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.600   5,00   0,03%
  • IDX 8.200   111,44   1,38%
  • KOMPAS100 1.136   16,96   1,52%
  • LQ45 811   14,36   1,80%
  • ISSI 288   2,47   0,87%
  • IDX30 423   7,97   1,92%
  • IDXHIDIV20 480   9,55   2,03%
  • IDX80 126   1,69   1,36%
  • IDXV30 134   0,57   0,43%
  • IDXQ30 134   2,36   1,80%

Persaingan di industri multifinance kian ketat


Senin, 08 Desember 2014 / 19:01 WIB
Persaingan di industri multifinance kian ketat
ILUSTRASI. Cara Mematikan Update Windows 10 secara Manual lewat 2 Langkah Ini


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kehadiran dua pemain baru multifinance tahun depan tentu membuat persaingan dalam industri pembiayaan makin ketat. Pasalnya sepanjang tahun 2014, multifinance telah dihadapkan dengan berbagai tantangan, mulai dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga suku bunga acuan atau BI rate yang terkerek menjadi 7,75%.

Sehingga dengan kondisi tersebut, umumnya bisnis pembiayaan cukup lesu tahun ini. Apalagi cobaan tahun depan terbilang cukup sulit dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean 2015. Pelaku multifinance tentu menyiapkan strategi jitu untuk memperoleh ceruk pasar saat pergantian tahun nanti.

Akan tetapi, meski persaingan makin sengit tersebut ditanggapi santai oleh Suwandi Wiratno, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Persaingan, kata Suwandi, merupakan hal yang dapat ditemui di seluruh jenis usaha, termasuk pembiayaan. “Persaingan dari dulu juga sudah ada. Namanya juga bisnis,” jelasnya.

Apalagi pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah membekali para multifinance dengan perizinan perluasan usaha di tahun depan. Sehingga dengan semakin luasnya gerak perusahaan pembiayaan nanti, lanjut Suwandi, maka penambahan jumlah pelaku usaha perusahaan pembiayaan tidak akan menimbulkan masalah berarti.

Beberapa waktu yang lalu, OJK telah mengeluarkan peraturan OJK mengenai perluasan usaha di mana salah satu pasal dalam ketentuan tersebut menyebutkan bahwa usaha multifinance akan dibagi menjadi tiga garis besar, yakni pembiayaan multi guna, investasi dan modal kerja.

Perusahaan pembiayaan juga dapat memperoleh pendapatan lain melalui fee based income, misalnya menjalin kerja sama untuk menjual produk asuransi atau reksadana.

Hal serupa juga diungkapkan oleh CEO Astra Credit Company (ACC), Jodjana Jody. Dengan adanya kesempatan untuk diversifikasi lini usaha, Jodjana tidak mempermasalahkan kehadiran para pemain baru. “Tahun depan multifinance bisa menambah ruang gerak, jadi makin banyak yang bisa dimainkan,” pungkasnya.

Apalagi, lanjut Jodjana, pelaku multifinance akan mulai merambah pasar dengan sudah memiliki target pasar tersendiri. “Jadi tidak masalah,” imbuhnya.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×