Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - PT Bank Kesejahteraan Ekonomi Tbk (BKE) per Juli 2017 mencetak penurunan laba. Padahal, pendapatan bunga bersih bank ini tumbuh 14,17% menjadi Rp 120,6 miliar dari periode yang sama tahun lalu.
Namun kondisi tersebut tidak sejalan dengan perolehan laba operasional perusahaan yang justru menurun 39,38% menjadi Rp 20,61 miliar. Hal ini disebabkan juga oleh kenaikan beban operasional selain bunga Bank BKE yang naik 39,2% dari Rp 80,62 miliar menjadi Rp 112,22 miliar.
Direktur Utama BKE Sasmaya Tuhuleley mengatakan, penurunan laba tersebut dikarenakan adanya pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Benar saja, per akhir Juli 2017, beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) kredit, yang menanjak 211,22% dari Rp 10,96 miliar menjadi Rp 34,11 miliar.
Alhasil, hingga akhir Juli 2017, laba tahun berjalan setelah pajak bersih BKE turun 39,38% menjadi Rp 15,10 miliar dari periode sebelumnya Rp 24,91 miliar.
Kendati demikian, bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) dan Reliance Advisors ini optimistis pembentukan CKPN tersebut hanya bersifat temporer.
Sasmaya menyebut, pemupukan CKPN ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas kredit segmen channeling yang memakan waktu sekitar 6 bulan12 bulan.
Jika merujuk pada laporan keuangan semester I-2017, Bank Kesejahteraan memang mencatatkan peningkatan rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) gross menjadi 2,6% dibanding periode sebelumnya yang sebesar 2,21%.
Sementara dari sisi penyaluran kredit, Bank Kesejahteraan tetap mencatat pertumbuhan dua digit. Hingga Juli 2017, bank ini menyaluran kredit sebesar Rp 2,84 triliun, meningkat 31,97% dari posisi Juli 2016 sebesar Rp 2,15 triliun. Adapun dana pihak ketiga naik 26,08% menjadi Rp 2,99 triliun. "Kami target growth kredit dan DPK sekitar 40% di akhir tahun," ujar Sasmaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News