Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID-JAKARTA, PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) mencatat perolehan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 2,09 triliun per 30 September 2023, menyusut 13,6% secara tahunan (year on year/YoY) dari sebelumnya Rp 2,42 triliun per September 2022.
Penurunan ini masih dipengaruhi oleh penambahan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atau pencadangan kredit yang dilakukan BTPN pada kuartal kedua tahun ini. Ini merupakan bagian dari antisipasi Bank terkait proses restrukturisasi nasabah korporasi dan sebagai bagian dari upaya mitigasi dari berakhirnya kebijakan stimulus COVID-19 dari pemerintah.
Di sisi lain, penebalan pencadangan ini, menyebabkan biaya kredit meningkat sebesar Rp 608 miliar, yang kemudian mempengaruhi Laba Bersih BTPN secara konsolidasi.
Meski begitu, BTPN mampu meraup pendapatan bunga bersih secara konsolidasi sebesar Rp 8,99 triliun per September 2023, meningkat 3,76% YoY dari Rp8,67 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: KB Bukopin Catat Restrukturisasi Kredit Imbas Covid-19 Tinggal 30% dari Total Kredit
Sementara margin bunga bersih atau net interset margin (NIM) tercatat sebesar 6,44% per September 2023, angka ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 6,36%.
Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar mengatakan, banyak tantangan yang dihadapi industri perbankan Indonesia tidak terkecuali BTPN di sepanjang tahun 2023 dengan meningkatnya suku bunga, di antaranya dan ketidakpastian global lainnya.
"Namun, kami bersyukur Bank BTPN tetap mampu mencatatkan hasil kinerja positif sepanjang tahun 2023 ini. Hal ini dapat diraih melalui penerapan strategi dan keputusan bisnis dengan prinsip kehati-hatian, demi menunjang pertumbuhan perusahaan maupun setiap unit bisnis yang dinaungi oleh perseroan,” ungkap Henoch, Jumat (8/12).
Dari sisi intermediasi, BTPN mencatat pertumbuhan kredit, segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan syariah tercatat masing masing meningkat sebesar 21% YoY dan 5% YoY.
Total kredit yang disalurkan oleh Bank BTPN per akhir September 2023 sebesar meningkat sebesar 3,2% secara year to date (YtD) di posisi Rp 150,8 triliun, namun secara tahunan turun sebesar 2,9% dari Rp 155,43 triliun per September 2022.
Total aset BTPN per September 2023 mencapai Rp195,84 triliun. Pre-Provision Operating Profit (PPOP) berada di level Rp 4,975 miliar meningkat dibandingkan periode tahun lalu yaitu Rp 4,912 miliar.
“Pertumbuhan kredit sejatinya sudah ditargetkan oleh masing-masing bank sesuai arahan dari regulator, baik Bank Indonesia maupun OJK. Bank BTPN berharap agar di tahun 2024 Dana Pihak Ketiga (DPK) tetap bertumbuh sebagai salah satu faktor menunjang pertumbuhan kredit di perbankan, mengimbangi persentase yang telah ditetapkan regulator,” kata Henoch.
Baca Juga: Menyongsong 2024, Bank Milik Investor Korea Siapkan Aksi Korporasi
Adapun total DPK BTPN per September 2023 tercatat mencapai Rp 97,43 triliun, jumlah ini menurun 6,26% Yoy dari Rp 103,94 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, Henoch mengatakan Bank BTPN senantiasa berkomitmen menjaga kualitas kredit agar tetap baik. Hal itu terlihat dari rasio kredit bermasalah atau gross non-performing loan (NPL) Bank yang berada di level 1,47% per September 2023, lebih rendah dibandingkan rata-rata industri yang tercatat sebesar 2,4% pada akhir September 2023.
Bank BTPN juga berhasil menjaga rasio likuiditas dan pendanaan untuk berada di tingkat yang sehat, dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) mencapai 210,80% dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) di 120,31% pada 30 September 2023. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) berada di level yang kuat yakni 29,8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News