kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pertumbuhan laba bersih Bank BNI (BBNI) tahun 2018 melambat, ini alasannya


Rabu, 23 Januari 2019 / 16:48 WIB
Pertumbuhan laba bersih Bank BNI (BBNI) tahun 2018 melambat, ini alasannya


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berhasil meraup laba bersih senilai Rp 15,02 triliun sepanjang tahun lalu. Angka tersebut tumbuh 10,3% dari capaian 2017 yang sebesar Rp 13,62 triliun.

Sayangnya, jika dilihat dari pertumbuhannya pertumbuhan laba bersih perseroan sejatinya melambat. Pasalnya laba bersih Bank BNI tahun 2017 lalu melompat 20,10% dibandingkan tahun 2016 yang senilai Rp 11,34 triliun.

Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengungkapkan, periode 2018 kemarin memang bukanlah tahun yang mudah. Beberapa hambatan ekonomi baik secara global maupun domestik turut jadi penyebab perlambatan pertumbuhan laba bersih perseroan.

"2018 bukan tahun mudah, penuh volatilitas, kenaikan suku bunga, jatuhnya harga komoditas CPO hingga trade war antara Amerika dan China. Meski demikian, BNI masih bisa tumbuh double digit," kata Herry saat memaparkan kinerja BNI sepanjang 2018 di Graha BNI, Jakarta, Rabu (23/1).

Sementara penopang raihan laba bersih perseroan disebut Herry lantaran beberapa faktor. Pertama pendapatan bunga bersih (Net Interest Income) yang mencapai Rp 35,45 triliun alias tumbuh 11,0% secara year on year (yoy) dibandingkan 2017 senilai Rp Rp 31,94 triliun.

Kedua, laba bersih perseroan juga ditopang dari pertumbuhan pendapatan non bunga sebesar 5,2% yoy yaitu dari Rp 11,04 triliun pada 2017 menjadi Rp 11,61 triliun pada akhir tahun 2018.

"Pertumbuhan pendapatan non punga tersebut didorong oleh peningkatan kontribusi fee dari trade finance, pengelolaan rekening, dan fee bisnis kartu," sambung Herry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×