Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan pembiayaan korporasi pada Juli 2021 melambat. Hal ini terlihat dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) bulan tersebut yang sebesar 1,8% atau jauh melambat dari SBT Juni 2021 yang sebesar 12,8%.
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, perlambatan tersebut disebabkan terjadinya penurunan kebutuhan pembiayaan pada beberapa sektor yaitu konstruksi, penyediaan makan minum, serta informasi dan komunikasi.
Selain itu, ada perlambatan kebutuhan pembiayaan antara lain pada sektor Pertanian, Industri Pengolahan, dan Perdagangan.
“Dipengaruhi oleh menurunnya kegiatan operasional dan penundaan sejumlah rencana investasi,” ujar Erwin dalam laporan Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan yang dirilis Senin (16/8).
Baca Juga: BNI catatkan pertumbuhan kredit 4,5% di semester I-2021
Di sisi lain, sejumlah sektor terindikasi memiliki kebutuhan pembiayaan yang meningkat seperti sektor Transportasi dan Pergudangan, Jasa Kesehatan, dan Jasa Lainnya.
Terutama, untuk mendukung aktvitas operasional, pemulihan pasca era new normal, dan membayar kewajiban jatuh tempo yang meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Lebih lanjut, pada Juli 2021, mayoritas korporasi masih menggunakan dana sendiri sebagai sumber utama pemenuhan pembiayaan, yaitu sebesar 52,4% atau stabil dibandingkan 52,9% pada bulan sebelumnya.
Secara umum, sebanyak 70,6% responden yang memilih menggunakan dana sendiri menyampaikan alasan kemudahan dan kecepatan memperoleh dana, sebanyak 11,8% menyatakan karena suku bunga yang lebih murah, sementara 9,8% responden menyatakan optimalisasi fasilitas eksisting.
Sementara itu, presentase responden yang menggunakan sumber pembiayaan dari pinjaman ke perbankan dalam negeri meningkat dari 8,3% menjadi 12,2% pada Juli 2021.
Sebanyak 46,7% dari responden yang memilih pinjam ke bank menyatakan bahwa pilihan ini menawarkan kemudahan memperoleh dana, 26,7% berpendapat suku bunga yang lebih murah, dan 13,3% mengoptimalkan fasilitas eksisting.
Selanjutnya: Kejar Target Rp 900 Triliun, Menteri Investasi/BKPM Bahlil: Ikuti Gaya Juventus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News