Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemain fintech lending makin gencar mendapatkan suntikan dana baru. Tak main-main, mereka mendapatkan suntikan dana hingga jutaan dolar baik dari investor asing maupun lokal.
Sepanjang 2021, beberapa fintech yang meraih pendanaan seperti Amartha, Danacita dan AwanTunai. Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) Kuseryansyah mengatakan, alasan investor berinvestasi ke perusahaan fintech karena melihat potensi bisnis yang besar di Indonesia.
"Fintech berkembang sejak tahun 2016, dan berkembang selangkah demi selangkah. Kemudian memperlihatkan pertumbuhan yang tetap tinggi," kata Kuseryansyah, Selasa (14/9).
Pada tahun lalu saja, bisnis fintech tumbuh 25% walau menghadapi pandemi. Dengan realisasi, diperkirakan bisnis fintech tahun ini bisa melebihi angka 25% karena kesenjangan kredit di Indonesia masih tinggi.
Baca Juga: Ada yang tutup, simak daftar 114 fintech P2P lending yang terdaftar dan berizin
Di sisi lain, masih banyak masyarakat yang belum dapat pendanaan dari bank (unbanked) dan potensial untuk digarap perusaan fintech. Salah satunya, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang belum terintegrasi dengan ekosistem digital.
"Ini menjadi tantangan ke depan, tapi menjadi peluang bagi fintech untuk melayani masyarakat unbanked yang semakin besar," kata Kuseryansyah.
Dengan potensinya yang besar, investor semakin gencar berinvestasi pada perusahaan fintech. Dari kerja sama tersebut, investor mendapatkan untung dari kenaikan harga saham fintech jika bisnis dan ekspansi perusahaan yang semakin besar.
Oleh karena itu untuk meningkatkan nilai transaksi, perusahaan fintech harus berkolaborasi dan melakukan integrasi dengan ekosistem. Mereka memerlukan infrastruktur yang memadai, manajemen risiko yang andal serta bisnis yang oke agar diminati investor.
Sebelumnya, AwanTunai memperoleh pendanaan senilai US$11, 2 juta dari investor baru seperti BRI Ventures dan OCBC NISP Ventura pada Agustus lalu. Kemudian investor lainnya yakni Insignia Ventures dan Global Brains.
Selain itu, Accial Capital dan Bank OCBC NISP juga telah menyalurkan fasilitas pinjaman senilai lebih dari US$ 45 juta untuk mendukung bisnis fintech grup AwanTunai di Indonesia.
CEO AwanTunai Dino Setiawan mengatakan, pendanaan ini akan digunakan untuk membiayai ekspansi di dalam negara. Hal ini untuk meneruskan komitmen AwanTunai dalam memajukan dan memberdayakan UMKM di Indonesia.
“AwanTunai sedang membangun infrastruktur data untuk digitalisasi transaksi pembelian persediaan offline. Data tersebut efektif untuk manajemen risiko kredit dan membuka kesempatan bagi UMKM mikro yang sebelumnya minim akses agar dapat mengakses modal kerja yang berasal dari institusi perbankan mitra kami," kata Dino.
Tak mau kalah, Amartha meraih pendanaan baru US$ 28 juta yang dipimpin oleh Women’s World Banking Capital Partners II (WWB) pada Mei 2021. Pendanaan ini akan memperkuat lini bisnis pembiayaan, mempercepat inovasi produk, dan perluasan layanan bagi pendana.
Founder & CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra menyatakan, pendanaan ini akan memperkuat bisnis Amartha yang berbasis group lending, mempercepat inovasi produk.
"Kemudian meluncurkan layanan tambahan bagi peminjam dan pendana, seperti digitalisasi desa, belanja borongan, pinjaman warung, crowdfunding, produk pendanaan baru, serta penyaluran pendanaan ke peminjam secara langsung," terangnya.
Sementara itu, Danacita meraih pendanaan Seri A senilai US$ 5 juta melalui putaran pendanaan yang dipimpin Monk's Hill Ventures dan Qualgro pada Februari lalu. Rencananya, dana ini akan digunakan untuk meningkatkan layanan pembiayaan pendidikan. Lalu menjangkau lebih banyak lagi pelajar melalui kemitraan dengan lembaga pendidikan.
Selanjutnya: Selama pandemi, OJK mendorong UMKM serap kredit bank, fintech dan pasar modal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News