kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Pinjaman Buy Now Paylater Melonjak Menjadi Rp 33,84 Triliun per Oktober 2024


Sabtu, 04 Januari 2025 / 15:30 WIB
Pinjaman Buy Now Paylater Melonjak Menjadi Rp 33,84 Triliun per Oktober 2024
ILUSTRASI. PT Pefindo Biro Kredit (IdScore) menyampaikan bahwa pada tahun 2024, ada kenaikan signifikan dalam penggunaan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) . (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pefindo Biro Kredit (IdScore) menyampaikan bahwa pada tahun 2024, ada kenaikan signifikan dalam penggunaan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater di Indonesia. 

Direktur Komersial IdScore, Wahyu Trenggono menyebutkan, nilai portofolio BNPL tumbuh sebesar 22,65% secara year-on-year (YoY), menjadi Rp 33,84 triliun per Oktober 2024. Selain itu, dia megatakan pada periode yang sama, jumlah fasilitas BNPL juga mengalami kenaikan sebesar 21,85% YoY.

“Kemudian, pertumbuhan ini juga terlihat dari peningkatan sebanyak 2,44 juta jumlah debitur dari Oktober 2023 ke Oktober 2024,” kata Wahyu kepada Kontan, Jumat (3/1). 

Baca Juga: Ini Aturan Baru Skema Buy Now Pay Later Bagi Perusahaan Pembiayaan

Wahyu menuturkan bahwa pertumbuhan ini tentu jauh melampaui laju pertumbuhan ekonomi nasional, yang hanya mengalami kenaikan sebesar 9,10% dari sisi jumlah fasilitas dan 10,34% dari total portofolio.

Meski penyaluran pinjaman paylater terus meningkat, namun menariknya tingkat kredit macet atau non-performing loan (NPL) pafa produk BNPL mengalami penurunan dalam tiga bulan terakhir. 

Di mana, per Oktober 2024, kredit macet untuk BNPL tercatat sebesar 2,14% dari total kredit BNPL. 

Baca Juga: OJK Minta Bank Waspadai Risiko Pasar dan Likuiditas di Tengah Ketidakpastian Global

“Memang menariknya, tren NPL justru mengalami penurunan dalam tiga bulan terakhir, hal ini mengindikasikan adanya perbaikan kualitas debitur,” ungkapnya. 

Adapun tingkat kredit macet paylater di Indonesia secara umum masih stabil, yang mana berada di angka 3,44% hingga November 2024. Sebelumnya, NPL untuk BNPL sempat berada di kisaran 5% atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri secara keseluruhan. 

Di sisi lain, Wahyu mengungkapkan bahwa debitur dengan kontribusi terbesar terhadap kredit macet di produk paylater berasal dari kelompok usia 30-40 tahun sebesar 35,65%. Kemudian, disusul oleh kelompok dari usia 20-30 tahun, dan 40-50 tahun.

Selanjutnya: Tren Microretirement Populer di Kalangan Anak Muda, Ahli Ingatkan Dampak Negatifnya

Menarik Dibaca: 6 Rekomendasi Film dengan Karakter Tunanetra Beragam Genre

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×