kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pinjaman meningkat jelang lebaran, P2P lending perketat mitigasi risiko


Minggu, 17 Mei 2020 / 19:23 WIB
Pinjaman meningkat jelang lebaran, P2P lending perketat mitigasi risiko
ILUSTRASI. Ilustrasi Fintech tumbang. KONTAN/Muradi/2018/04/10


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

Ia mengaku selama empat bulan pertama 2020, Akseleran sudah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp 250 miliar. Ivan melihat ada efek dari Covid-19 terhadap bisnis pinjam meminjam lewat platform Akseleran.

Baca Juga: Di tengah pandemi, bisnis Investree diklaim masih stabil

“Akibat Covid-19 penyaluran pinjaman kami turun sekitar 30-40%. Untuk sektornya masih di seputar infrastruktur, mining, logistik, dan trading. Namun ada permintaan di sektor kesehatan seperti pengadaan rapid test atau disinfektan, serta di sektor logistik maupun trading seperti distributor sembako,” papar Ivan.

Kini Akseleran memiliki strategi memperketat asessment pinjaman agar tingkat gagal bayar tidak meningkat. Saat ini tingkat gagal bayar Akseleran masih stabil di bawah 1% dari total penyaluran. Lewat langkah ini, Ivan berharap bisa kepercayaan pemberi pinjaman (lenders), sehingga mereka bisa kembali lebih agresif dalam memberikan pinjaman.

“Nanti pas tengah bulan habis pembagian THR juga biasanya pemberian pinjaman di platform kami meningkat, karena lenders kami banyak dana tambahan untuk dipinjamkan,” tutur Ivan.

Adapun PT Kredit Pintar Indonesia yang fokus pada pembiayaan multiguna juga mulai memperketat kriteria penilaian pinjaman sejak awal April 2020. Presiden Direktur Kredit Pintar Wisely Reinharda Wijaya menyatakan kendati demikian, pada ramadan kali ini tengah berencana untuk memberikan beberapa relaksasi terkait kebijakan pinjaman.

“Hingga saat ini total penyaluran kami sampai akhir april 2020 lebih dari Rp 11 triliiun. Dengan total 643.000 pengguna aktif dan Rp 884 miliar total outstanding pinjaman. Mengenai kinerja kami dibandingkan tahun lalu, aplikasi kami telah mencapai lebih dari 10 juta donwload, dengan konsistensi TKB 90 yang tetap 100%. Relatif stabil, terutama karena kriteria penilaian kredit kami yang lebih baik,” pungkas Wisely.

Baca Juga: Perkuat industri fintech, Aftech kolaborasi dengan Asean Financial Inovation Network

Asal tahu saja, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Maret 2020, pinjaman industri P2P lending mencapai Rp 14,81 triliun. Angka ini naik 218,76% secara tahunan alias year on year.

Secara total, penyaluran pinjaman online per kuartal I 2020 sebesar Rp102,53 triliun, melesat 208,83% dibandingkan Maret 2019 lalu. Pinjaman tersebut terjadi melalui 161 fintech yang terdaftar dan berizin di OJK, dengan rincian 149 fintech konvensional dan 12 fintech berprinsip syariah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×