Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-LABUAN BAJO. Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Investasi Pemerintah (PIP) di bawah Kementerian Keuangan mencatatkan penyaluran pembiayaan ultra mikro (UMi) sebesar Rp 50,4 triliun sejak pertama kali digulirkan pada 2017 hingga 30 Juni 2025.
Dana tersebut telah dinikmati oleh 12,5 juta debitur di 510 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.
“Total penyaluran PIP dari dana kelolaan itu sudah mencapai Rp50,4 triliun,” ujar Direktur Keuangan, Umum dan Sistem Informasi PIP, Soeharto, dalam media briefing di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Kamis (10/7).
Untuk tahun berjalan 2025 saja, hingga Juni, PIP telah menyalurkan Rp 3,79 triliun kepada 745.653 debitur.
Baca Juga: Airlangga Tegaskan Indonesia Tak Terkena Tambahan Tarif 10% dari AS
Namun, angka tersebut masih berada di bawah target penyaluran tahunan sebesar Rp 9,47 triliun. Oleh karena itu, PIP terus mendorong percepatan agar target tersebut dapat tercapai pada akhir tahun.
Untuk diketahui, program UMi merupakan langkah strategis pemerintah untuk menjangkau pelaku usaha mikro dan kecil yang belum memiliki akses ke layanan perbankan (unbankable).
Program ini menawarkan pinjaman modal kerja maksimal hingga Rp 20 juta per debitur, baik melalui skema pembiayaan kelompok maupun individual, dengan dukungan jaringan lembaga keuangan penyalur.
Soeharto menambahkan, mayoritas debitur UMi adalah perempuan.
"Debitur kami paling banyak perempuan, memang ini pahlawan ekonomi perempuan memang untuk UMKM ini. 96% debiturnya merupakan perempuan," katanya.
Adapun penyaluran pembiayaan dilakukan melalui sejumlah lembaga, yakni PT Permodalan Nasional Madani (PNM). PT Bahana Artha Ventura (BAV), dan PT Pegadaian (Persero)
PNM dan Pegadaian bertindak sebagai penyalur langsung, sementara BAV menyalurkan dana melalui skema linkage bekerja sama dengan Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi, KSP Syariah (KSPPS), serta USP dan Pembiayaan Syariah (USPPS).
Baca Juga: Muhammadiyah Alihkan Dana ke Bank Syariah Matahari, Nasib Bank Syariah Lain?
Selanjutnya: Airlangga Tegaskan Indonesia Tak Terkena Tambahan Tarif 10% dari AS
Menarik Dibaca: Apakah Jurusan Bahasa Terancam Tergusur AI atau Tidak? Ini Sederat Faktanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News