kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Platform pembayaran digital LinkAja syariah sedang digodok


Selasa, 21 Mei 2019 / 19:16 WIB
Platform pembayaran digital LinkAja syariah sedang digodok


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan empat bank syariah entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), pengelola platform pembayaran digital LinkAja kini tengah menggodok konsep LinkAja Syariah.

"Sampai saat ini kami masih mendetailkan konsepnya," kata CEO Finarya Danu Wicaksana kepada Kontan.co.id, Selasa (21/5).

Ide membentuk LinkAja Syariah sendiri muncul ketika pemerintah melalui Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) meluncurkan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia beberapa waktu lalu.

Penandatanganan nota kesepahaman juga dilakukan dalam rangkaian acara tersebut. Ada PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), dan unit usaha syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Corporate Secretary BRI Syariah Indriati Tri Handayani juga mengafirmasi pernyataan Danu, ia bilang empat bank syariah tersebut memang tengah menyusun kesiapan teknis bersama Finarya.

"Saat ini kerjasama tersebut masih dalam fase mapping teknis. Sejauh ini kami telah menandatangani nota kesepahaman dengan KNKS mengenai pengembangan sistem pembayaran digital yang dikelola secara syariah," katanya kepada Kontan.co.id.

Sementara Corporate Secretary BNI Syariah Rima Dwi Permatasari kehadiran LinkAja Syariah kelak dapat diintegrasikan dengan platform pembayaran dogital yang kini tengah dikembangkan perseroan.

Rima bilang platform tersebut rencananya akan diluncurkan Juni mendatang. Untuk membangun platform tersebut, tahun ini BNI Syariah menggelontorkan belanja modal untuk infrastruktur teknologi informasi senilai Rp 115 miliar.

"Nanti platform kami tidak akan head to head dengan LinkAja Syariah, bisa saja nanti jutsru LinkAja juga ikut masuk ke platform kami," katanya di Jakarta, Selasa (21/5).

Kehadiran LinkAja sendiri diharapkan BNI Syariah dapat mendongkrak pendapatan berbasis komisi alias fee based income perseroan. Tahun ini BNI Syariah menargetkan pertumbuhan fee based income 52% menjadi Rp 115 miliar hingga akhir tahun.

Sebelumnya kepada Kontan.co.id, Direktur Eksekutif Komite Nasional Keuangan Syariah Ventje Rahardjo bilang pembentukan LinkAja Syariah bertujuan guna mendukung ekosistem digital, khususnya bagi industri perbankan syariah.

“LinkAja ini kan sudah stabil, Kemarin kami usul bagaimana kalau ada LinkAja Syariah agar halal value chain menjadi lengkap mulai dari payment system syariah, marketplace syariah,” kata Ventje kepada Kontan.co.id usai penandatanganan.

Ventje juga bilang, meskipun baru empat bank yang bergabung, pihaknya tak menutup kemungkinan beberapa bank syariah lainnya bisa bergabung. Sedangkan secara teknis LinkAja Syariah disebut Ventje meskipun akan melakukan transaksi digital biasa, namun prinsip-prinsip transaksinya akan dijalankan secara syariah.

“Sebenarnya mirip dengan yang konvensional, namun ketika dipakai di ekosistem syariah ada penyesuaian, yang pasti perjanjian mesti ikuti prinsip syariah, kalau bentuk transaksi ya biasa ada e-wallet, dilepaskan pakai ponsel (QR), tapi ketika digunakan di marketplace halal dari hulu ke hilir akan menjadi halal,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×