Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Tahun ajaran baru meningkatkan kebutuhan dana masyarakat. Pelaku usaha pembiayaan pun berharap momen ini memberi berkah untuk mendorong kinerja.
Segmen yang diandalkan adalah pembiayaan multiguna. Chief Execuitve Officer Astra Credit Company (ACC) Jodjana Jody menilai permintaan pembiayaan multiguna bisa ikut meningkat. Secara umum, pertumbuhan bisnis di segmen multiguna memang terus meningkat. "Kami membebaskan konsumen memakai dana untuk berbagai keperluan," kata dia, Kamis (6/7).
Jodjana menilai, penggunanan dana dari pembiayaan multiguna oleh konsumen cukup berimbang. Misalnya dana pendidikan, perumahan, hingga perjalanan.
Meski begitu, produk multiguna untuk pemenuhan biaya pendidikan masih baru. Kontribusi yang diberikan oleh lini bisnis pembiayaan multiguna pun masih kecil. "Masih kecil sih, secara unit kontribusinya baru 10% dari total nilai pembiayaan," ungkap Jodjana. Namun ke depan, ACC akan berupaya meningkatkan penetrasi segmen pasar ini dengan memperkuat sistem jaringan hingga kerjasama.
Presiden Direktur PT BCA Finance Roni Haslim mengakui, penetrasi pembiayaan multiguna belum besar. "Kami belum terlalu intens menawarkan multiguna," kata dia, Kamis (6/7). Kontribusi pembiayaan multiguna masih mini ketimbang pembiayaan otomotif. Tahun lalu, porsi pembiayaan multiguna BCA Finance Rp 140 miliar dari total pembiayaan Rp 30,6 triliun.
Segmen pembiayaan kendaraan menjadi tumpuan BCA Finance meski pasar otomotif masih menantang. Tapi, BCA Finance tetap akan mengembangkan bisnis multiguna.
Direktur PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto Tjitohardjojo pun mengatakan, MTF belum jor-joran dalam memasarkan pembiayaan multiguna. Produk multiguna baru ditawarkan pada nasabah MTF yang sudah lama.
"Atau ke nasabah eksisting Bank Mandiri," kata dia. MTF memiliki produk multiguna pendidikan, pernikahan, biaya kesehatan, sampai untuk renovasi rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News