kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.624.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Porsi Pembiayaan Fintech Lending ke Produktif Sulit Mencapai 40%-50%


Minggu, 02 Februari 2025 / 19:10 WIB
Porsi Pembiayaan Fintech Lending ke Produktif Sulit Mencapai 40%-50%
ILUSTRASI. Porsi penyaluran pembiayaan fintech peer to peer (P2P) lending ke sektor produktif dan UMKM harus berada di kisaran 40%-50% mulai 2025 hingga 2026.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Porsi penyaluran pembiayaan fintech peer to peer (P2P) lending ke sektor produktif dan UMKM harus berada di kisaran 40%-50% mulai 2025 hingga 2026. Hal itu tertuang dalam Roadmap Pengembangan dan Penguatan Industri Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) periode 2023–2028. 

Mengenai hal itu, pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai sulit bagi industri bisa mencapai porsi produktif sebesar 40%-50% dalam 2 tahun ke depan. 

"Sebab, selama ini risiko gagal bayar di produktif terbilang besar. Otomatis, lender yang mau menyalurkan ke produktif akan berpikir ulang," ungkapnya kepada Kontan saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (30/1).

Baca Juga: Fintech GandengTangan Targetkan Penyaluran Pembiayaan Tumbuh 20% di Tahun 2025

Ditambah data statistik menunjukkan dalam satu tahun terakhir, porsi penyaluran produktif hanya berkutat di porsi 30% saja. Nailul menerangkan sebaiknya regulator dan penyelenggara harus memperbaiki dahulu ekosistem di sektor produktif. Dengan demikian, akan menarik minat lender untuk menyalurkan di sektor produktif.

Lebih lanjut, Nailul beranggapan porsi penyaluran ke produktif juga akan menghadapi tantangan karena sejauh ini minat lender juga masih tinggi untuk menyalurkan ke sektor konsumtif. Dibuktikan dari porsi penyaluran yang masih besar sekitar 70% terhadap total penyaluran.

"Apalagi, penyaluran ke sektor konsumtif mungkin akan tetep naik ke depannya," katanya.

Baca Juga: OJK Beri Sanksi 14 Multifinance dan 27 Fintech Lending di Desember 2024

Sebagai informasi, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Desember, pembiayaan ke sektor produktif mencapai 30,19% terhadap total penyaluran. Porsi itu menurun dibandingkan pencapaian pada bulan sebelumnya yang sebesar 30,91%.

Adapun outstanding pembiayaan fintech lending tercatat tumbuh sebesar 29,14% secara Year on Year (YoY) per Desember 2024. Nilainya mencapai Rp 77,02 triliun per Desember 2024.

Selanjutnya: Mayora (MYOR) Siapkan Capex Rp 1 Triliun untuk Dukung Target Pertumbuhan 2025

Menarik Dibaca: Cara Tercepat Turunkan Gula Darah Tinggi Ketika Darurat di Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×