Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending GandengTangan menargetkan penyaluran pembiayaan pada 2025 bisa tumbuh mencapai 20%, jika dibandingkan pencapaian pada 2024.
Chief Operating Officer GandengTangan Darul Syahdanul mengungkapkan penyaluran pembiayaan pada 2024 mencapai Rp 275 miliar.
"Kami optimistis, pertumbuhan penyaluran pinjaman pada 2025 akan mencapai 20%, dibandingkan dengan pencapaian pada 2024," ungkapnya kepada Kontan, Kamis (30/1).
Darul optimistis target itu bisa diraih, seiring dengan penyaluran pembiayaan yang masih berpotensi untuk tumbuh ke depannya. Sebab, dia bilang gap atau jarak pembiayaan yang bisa disalurkan fintech lending masih sangat besar. Berdasarkan riset Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) dan EY Parthenon pada 2023, menunjukkan bahwa financing gap diperkirakan akan meningkat hingga Rp 2.400 triliun pada 2026.
"Untuk mengisi gap tersebut, dibutuhkan juga kerja sama yang kolektif antar pelaku industri fintech lending," tuturnya.
Baca Juga: Akseleran Targetkan Penyaluran Pembiayaan Rp 3,6 Triliun pada 2025
Darul juga berharap pertumbuhan itu diiringi dengan kontribusi borrower baru yang sebelumnya unbankable menjadi bankable. Sebagai informasi, GandengTangan telah menyalurkan pembiayaan sejak berdiri hingga akhir 2024 sebesar Rp 545 miliar.
Sementara itu, GandengTangan juga menyatakan telah mencetak laba sejak 2021. Darul menerangkan laba yang diraih tak terlepas dari upaya meningkatkan pendapatan dengan berbagai kerja sama melalui embedded lending, serta menjalankan aktivitas perusahaan dengan efisien dan efektif.
"Pola itu, bagi kami cukup berhasil. Sebab, memaksimalkan teknologi yang dikembangkan kami sendiri. Misalnya, beberapa kegiatan operasional dapat dilengkapi dengan teknologi yang ada agar berjalan efisien," ujarnya.
Selain itu, Gandeng Tangan juga angkat bicara terkait adanya kebijakan penyesuaian bunga fintech lending pada 2025. Darul berpendapat kebijakan itu bertujuan ke arah penyehatan dan keberlanjutan industri fintech lending. Dia berharap penyesuaian bunga dapat dipertahankan seperti saat ini, agar perusahaan memiliki ruang untuk bertumbuh secara berkelanjutan.
"Mengingat kami menjangkau segmen peminjam yang underserved dengan risiko dan biaya yang tidak bisa disamakan dengan peminjam yang telah bankable," kata Darul.
Sebagai informasi, data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat laba industri fintech P2P lending terus meningkat. Laba industri fintech lending terus meningkat sejak April 2024 yang tercatat sebesar Rp 172,84 miliar, sedangkan laba sudah menyentuh Rp 1,27 triliun per November 2024.
Secara year on year atau tahunan, laba fintech lending per November 2024 meningkat sebesar 108,19%, jika dibandingkan dengan nilai per November 2023 yang sebesar Rp 608,21 miliar.
Selanjutnya: Anak Elang Harley-Davidson Pindah ke Lokasi Baru di Jakarta, Lebih Dekat & Lengkap!
Menarik Dibaca: Cara Tercepat Turunkan Gula Darah Tinggi Ketika Darurat di Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News