Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini perbankan sudah mulai menggenjot penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) setelah sebelumnya fokus menyelamatkan debitur terdampak pandemi Covid-19 melalui lewat program restrukturisasi kredit. Bank memperkirakan debitur yang ikut program relaksasi itu akan bangkit kembali dan kecil kemungkinan ada yang gagal mengingat sudah banyak pelonggaran yang diberikan.
BRI sebagai bank penyalur KUR terbesar di Tanah Air hanya melakukan restrukturisasi kepada 1,4 juta debitur KUR hingga Oktober 2020 dengan total nilai kredit Rp 25,12 triliun. Sebagian besar debitur perseroan di segmen ini masih mampu memenuhi kewajibannya tepat waktu.
Oleh karena itu, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) KUR BRI masih sangat rendah yakni hanya 0,06%.
"Kualitas pembiayaan KUR sangat baik. 88% debitur KUR kami masih bisa memenuhi kewajibannya tepat waktu," kata Aestika Oryza, Sekretaris Perusahaan BRI pada KONTAN, Kamis (26/11).
Sementara penyaluran KUR BRI sepanjang Januari-Oktober 2020 sudah mencapai Rp 105,3 triliun atau 75,1% dari kuota yang diberikan pemerintah. Aestika mengatakan, sektor produksi masih mendominasi penyaluran tersebut atau sekitar 59,3%. Itu berasal dari sektor pertanian, perikanan, industri dan jasa.
Baca Juga: Selama Pandemi, Perbankan Berupaya Menjaga Rasio Kredit Macet (NPL) Sekitar 3%
Untuk mempercepat penyaluran KUR dan mencapai target tahun ini, BRI mengoptimalkan tenaga pemasar mikro (mantri) dan RM dengan memanfaatkan pipeline yang ada berupa penerima BPUM, anggota cluster usaha, pedagang pasar dan pelaku UMKM untuk mencapai penyaluran KUR tahun 2020.
Sementara itu, BNI telah melakukan restrukturisasi kredit kepada sekitar 99.000 debitur KUR dengan nilai kredit mencapai Rp 14 triliun. GM Bisnis Usaha Kecil-2 BNI Bambang Setyatmojo mengatakan, restrukturisasi kredit ini masih terus berlanjut untuk menjaga sustainabilitas restrukturisasinya termasuk adanya perpanjangan atau peninjauan kembali atas skema restrukturisasi yang dinikmati debitur.
Ia melihat potensi gagal bangkit bagi debitur yang direstrukturisasi itu relatif kecil dengan adanya tambahan stimulus penundaan pokok dan pemberian tambahan subsidi bunga yang diberikan oleh pemerintah. NPL KUR BNI saat ini masih terjaga di bawah 0,5%.
Sedangkan penyaluran KUR BNI selama 10 bulan pertama tahun ini sudah mencapai Rp 17 triliun atau 77,2% dari kuota yang diterima perseroan tahun ini. Itu diberikan pada 190.000-an pelaku usaha dimana penyerapannya masih didominasi sektor produktif yakni 51%.